Suara.com - Sejumlah warga di Palembang berharap, pengelola SPBU menyiapkan petugas untuk mengatur kendaraan pembeli solar yang antre hingga ke jalan protokol.
Mereka juga mengeluhkan antrean kendaraan bermotor berbahan bakar minyak (BBM) jenis solar akhir-akhir ini mulai mengganggu karena tidak teratur menumpuk hingga dua jalur di pintu masuk SPBU hingga ke jalan raya dan mengakibatkan gangguan kelancaran arus lalu lintas.
Salah seorang warga bernama Ali Rasyid mengatakan, SPBU di kawasan Jalan Demang Lebar Daun Palembang yang menjual solar bersubsidi (bio solar) dalam sepekan terakhir terjadi antrean panjang mobil truk dan pribadi hingga ke jalan depan pintu masuk Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Khadijah.
Hal ini memerlukan petugas untuk mengatur kendaraan yang antrean masuk ke SPBU agar tidak menumpuk dan menyumbat arus kendaraan yang akan melintas di jalan akses ke rumah dinas Gubernur Sumsel dan ke jalan tol Palembang-Lampung itu.
Baca Juga: Pertamina Klaim Solar Subsidi di Balikpapan Over Kuota 23 Persen, Kok Sopir Truk Demo?
Pengelola SPBU seharusnya menyiapkan petugas mengatur kendaraan yang akan masuk jalur antrean BBM solar atau meminta bantuan aparat kepolisian, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP agar tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan warga Bumi Sriwijaya ini.
"Pengelola SPBU jangan hanya fokus menyiapkan petugas untuk melakukan penjualan BBM dan mengabaikan pengaturan kendaraan pelanggan yang antrean panjang hingga jalan raya," ujar salah seorang warga, Jumat (25/3/2022).
Pengelola SPBU Ahmad menjelaskan penyebab antrean kendaraan pembeli solar karena harga solar nonsubsidi (Dexlite) sudah tiga kali naik sejak awal 2022
Awalnya, harga solar Dexlite dijual Rp 9.700 per liter pada Januari 2022 dan naik menjadi Rp12.400/liter, Februari dan Maret kembali lagi naik menjadi Rp13.250/liter
Dampaknya, pemilik kendaraan beralih membeli solar subsidi yang harganya relatif murah Rp5.150/liter.
Selain itu disebabkan terjadi pengurangan pasokan solar, dari kapasitas dispenser 30 ton per hari hanya dipasok Pertamina sekitar 16 ton per hari, ujar pengelola SPBU.
Sementara itu Gubernur Sumsel Herman Deru meminta Pertamina segera mendistribusikan BBM jenis solar secara proporsional keseluruh SPBU di daerahnya.
Permasalahan antrean solar tidak hanya terjadi di Palembang tetapi di daerah Sumsel lainnya seperti di Lubuklinggau, Prabumulih, OKU Timur, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Empat Lawang.
Dengan pendistribusian BBM dalam jumlah sesuai permintaan masyarakat, diharapkan antrean panjang kendaraan pembeli solar yang terjadi akhir-akhir ini tidak menjadi permasalahan baru di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu, kata Gubernur.