Harga Cabai Rawit Hingga Bawang Merah Siap-siap Meroket

Jum'at, 25 Maret 2022 | 13:43 WIB
Harga Cabai Rawit Hingga Bawang Merah Siap-siap Meroket
Muamar, salah seorang pedagang cabai rawit di Pasar Serpong, Kota Tangsel, Jumat (12/3/2021). [Suara.com/Wivy]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan komoditas cabai rawit hingga bawang merah diprediksinya harganya makin mahal.

Hal tersebut dikatakan Wakil Sekjend Kajian Penelitan & Pengembangan DPP IKAPPI Putri Bilanova kepada suara.com, Jumat (25/3/2022).

"Biasanya harga komoditas yang naik jelang Ramadhan seperti bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit hingga bawang merah," kata Putri.

Tak hanya itu, komoditas seperti daging sapi, daging ayam, telur beras dan gula juga diprediksi Putri juga akan mengalami kenaikan karena permintaan yang tinggi saat Ramadhan.

Baca Juga: Termasuk Bawang, Harga Sejumlah Bahan Pokok di Bekasi Naik Jelang Ramadhan

"Komoditas-komoditas ini menjadi komoditas yang paling banyak permintaannya saat Ramadhan secara nasional," katanya.

Putri menilai tahapan tahapan kenaikan permintaan dan kenaikan harga bahan pokok yang terjadi dalam waktu menuju bulan suci ramadhan terdiri dari tiga fase.

"Fase pertama, biasanya terjadi pada 3 hari sampai dengan 1 minggu menjelang ramadhan. Hal ini terjadi karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang cukup tinggi," kata Wasekjend Kajian Penelitan & Pengembangan DPP IKAPPI Putri Bilanova kepada suara.com, Jumat (25/3/2022).

Menurut dia kebiasaan masyarakat Indonesia yang menyambut awal Ramadhan untuk menyajikan makanan-makanan istimewa, membuat permintaan sejumlah harga bahan pokok meningkat.

"Maka kami berharap dalam fase pertama ini, pemerintah dapat menjaga pasok bahan-bahan yang ada di pasar dapat tersedia dan distribusi dijaga dengan baik serta produksi dapat di perbaiki," katanya.

Baca Juga: Sentra Produksi Bawang Merah di Bima Panen Raya, Kebutuhan Ramadan-Idul Fitri 2022 Aman

Sementara itu kata dia dalam fase kedua akan terjadi 7 hari sampai 3 hari menjelang Idul Fitri. Dalam waktu transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan di waktu pertengahan ramadhan, lalu melonjak tinggi di penghujung ramadhan menuju ke Hari Raya Idul Fitri.

Biasanya Pedagang dan masyarakat mempersiapkan beragam macam hidangan pada Hari Raya, maka permintaan pun akan melonjak tinggi.

"Kami harap dalam fase ini, kita dapat menjaga pasokan tetap aman dan distribusi lancar. Fase kedua ini banyak terjadi kendala di distribusi karena beberapa komoditas harus terganggu dengan adanya arus mudik lebaran," ungkapnya.

Sedangkan fase ketiga, fase akhir Ramadhan ini terjadi waktu setelah Idul Fitri, 2-3 Hari setelah lebaran dimana banyak komoditas tidak dapat ditemui di pasar tradisional karena banyaknya pedagang yang masih mudik dan tidak memiliki stok.

"Fase ini juga rawan, kami berharap pemerintah juga mengantisipasi fase ini agar masyarakat bisa tersenyum dan lancar menjalankan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2022," pungkasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI