Bank Sentral Eropa Pertimbangkan Borong Obligasi Antisipasi Perang Ukraina Semakin Parah

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 25 Maret 2022 | 11:36 WIB
Bank Sentral Eropa Pertimbangkan Borong Obligasi Antisipasi Perang Ukraina Semakin Parah
Bank Sentral Eropa. [Shuttertock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Sentral Eropa (ECB) tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang program pencetakan uangnya setelah musim panas untuk mengantisipasi nilai tukar euro yang mungkin mengalami resesi akibat konflik Ukraina.

Anggota dewan ECB Isabel Schnabel pada Kamis (24/3/2022) mengatakan, awal bulan ini akan mengakhiri skema stimulus pembelian obligasi musim panas ini dan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade beberapa waktu setelah itu, karena mengatasi kenaikan inflasi yang tiba-tiba.

Ia menambahkan, bank sentral bersiap dengan segala kemungkinan jika situasi memburuk untuk zona euro, yang sangat bergantung pada gas Rusia dan bahan mentah lainnya.

"Jika kita sekarang jatuh ke dalam resesi yang dalam karena krisis Ukraina, kita harus memikirkan kembali itu," katanya dalam sebuah wawancara di Jerman.

Baca Juga: Ketiban 'Rejeki' Gegara Sanksi Rusia, Negara Eropa Minat Ekspor Migas dari Amerika Serikat

"Jika tidak, kami akan mengakhiri pembelian obligasi pada kuartal ketiga dan segera setelah kami melakukannya, kami dapat menaikkan suku bunga kapan saja tergantung pada bagaimana inflasi berkembang," sambung dia.

Sevara terpisah, Gubernur bank sentral Estonia, Madis Mueller, pejabat hawkish lainnya di Dewan Pengatur pembuat kebijakan ECB, mengatakan dalam wawancara dengan Politico bahwa ECB hanya akan memperpanjang Program Pembelian Asetnya jika ada "perubahan dramatis" dalam prospek inflasi.

Rekannya dari Portugal Mario Centeno, seorang yang dovish, memperingatkan, normalisasi kebijakan moneter ECB akan dilakukan secara bertahap dan proporsional pada akhir tahun ini.

ECB telah mengatakan mereka memperkirakan ekonomi zona euro untuk berkembang sebesar 3,7 persen tahun ini dan masih akan tumbuh bahkan jika sanksi yang lebih ketat dikenakan pada Rusia atau pasokan mengering dan pasar keuangan berhenti bekerja.

Bank sentral untuk 19 negara yang berbagi euro itu melihat inflasi di atas atau pada target 2,0 persen tahun ini dan berikutnya dalam skenario apa pun.

Baca Juga: Rusia Disinyalir akan Serang Polandia, Presiden Ukraina Minta NATO Kirim Senjata dan Pasukan Militer Lebih Banyak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI