Suara.com - Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) telah menyelenggarakan Kongres APKI 2021 dengan tema Peluang dan Tantangan Industri Pulp dan Kertas Berbasis ESG. Kongres APKI 2021 ini seharusnya dilaksanakan pada tahun 2021, namun tertunda karena pembatasan mobilitas Pandemi COVID-19.
Dalam agendanya, Kongres APKI 2021 memutuskan kebijakan-kebijakan bagi para anggota pelaku usaha industri pulp dan kertas Indonesia seperti Kebijakan Perdagangan Internasional, Litbang, Standar, Bahan Baku, Lingkungan serta kerjasama dengan para pihak mitra APKI dari dari Kementerian dan Lembaga (K/L) dalam mewujudkan Garis Besar Kebijakan APKI mendatang yang berwawasan ESG.
Acara juga dilanjutkan dengan pemilihan Ketua Umum APKI periode 2021-2016 dan Dewan Pengawas APKI periode 2021-2026.
“Pemilihan Dewan Pengawas merupakan yang pertama bagi APKI, diharapkan Dewan Pengawas yang merupakan para ahli dan ekspert bisa membantu peningkatan kinerja dan daya saing bagi kelanjutan Industri Pulp dan Kertas. Ini seperti Inspektur Jenderal atau Komisaris jika di K/L atau Perusahaan,” kata Heppi Moiras ditulis Jumat (25/3/2022).
Baca Juga: APKI Terus Kawal Pengembangan Industri Pulp dan Kertas
Sesuai laporan dari tim verifikasi, tercatat terdapat 3 usulan Calon Ketua Umum, diantaranya adalah Aryan Warga Dalam (Ketua APKI 2016-2021), Liana Bratasida (Direktur Eksekutif APKI 2011-2021) serta Heri Setyawan (Pura Group).
Untuk usulan Dewan Pengawas, tercatat terdapat 3 usulan Calon, yakni Dody Widodo (Sekjen Kemenperin), Ngakan Timur Antara (Staff Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) serta Agustian Partawidjaja (Sinarmas).
Dari hasil pemilihan dan musyawarah, terpilih Liana Bratasida sebagai Ketua Umum APKI periode 2021-2026 dengan perolehan unggul 26 suara dukungan perusahaan.
Sementara Ngakan Timur Antara terpilih sebagai Ketua Dewan Pengawas dengan perolehan unggul 15 dukungan perusahaan.
Sebagai penghormatan atas jasa dan ilmu, Aryan Warga Dalam juga terpilih menjadi Dewan Penasehat APKI periode 2021-2026.
Baca Juga: Ciptakan Ketenagakerjaan yang Kondusif, Menaker Kukuhkan APKI dan AMHI
“Terima kasih banyak atas kepercayaan amanah yang diberikan dari Bapak/Ibu seluruh anggota APKI terutama Ketua Umum sebelumnya dan Dewan Pengurus yang selama ini telah bekerja keras untuk menjadikan APKI sebagai asosiasi yang tangguh dan berprestasi,” ujar Ketua Umum APKI 2021-2026 terpilih, Liana Bratasida.
“Untuk lebih meningkatkan kinerja asosiasi untuk mewujudkan visinya sebagai wadah yang tangguh untuk mewujudkan industri pulp, kertas dan kertas lainnya yang berkelanjutan di Indonesia serta dapat bersaing di tingkat regional dan global maka saran dan masukan dari Bapak/ Ibu yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan. Sektetariat APKI sangat mengharapkan adanya kebersamaan karena APKI adalah milik Bpk/Ibu. Tanpa adanya masukan dari Bpk/Ibu tentunya Apki merupakan organisasi yang tidak ada apa-apanya. Hidup APKI, Bravo APKI. Maju terus Industri Pulp dan Kertas Indonesia!” Tambah Liana mengakhiri pidato pertamanya sebagai Ketua Umum APKI 2021-2026.
Peluang dan Tantangan Penerapan ESG pada Industri Pulp dan Kertas (IPK)
Sebelum melakukan pemilihan Ketua Umum pada Kamis, 24 Maret 2022, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia pada Rabu 23 Maret telah melaksanakan agenda Pembukaan Kongres APKI 2021.
Kegiatan tersebut dibuka dengan Seminar Nasional membahas mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh IPK dalam pengembangannya diantaranya adalah permasalahan perdagangan internasional, permasalahan energi, limbah, ekonomi sirkualar dan perdagangan karbon.
Agenda tersebut dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutaan Kementerian Perdagangan, Direktur Pencegahan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Co Founder Aliansi Zero Waste Indonesia, Co Founder METI/IRID.
Dalam sambutan pembuka, Aryan Warga Dalam Ketua Umum APKI melaporkan bahwa industri pulp dan kertas (IPK) Indonesia berjumlah 101 industri yang terdiri adari 6 industri pulp, 70 industri kertas, 6 industri pulp terintegrasi dengan kertas dan tidak beroperasi/tutup sejumlah 19.
IPK pada masa dewasa ini kerap kali dihadapi oleh berbagai tantangan dari tingkat nasional dan tingkat global seperti pergeseran poros geopolitik, geo ekonomi, isu lingkungan yang juga mengubah berbagai kebijakan baik di negara produsen maupun negara konsumen industri yang dapat digambarkan oleh beberapa fenomena seperti pandemi COVID-19.
Proteksionisme Perdagangan, Kelangkaan Kontainer Global, Permasalahan Logistik, Agresi militer Rusia dan Ukraine yang secara langsung juga mendorong kelangkaan komoditas dan biaya logistik.
Disisi lain, daya saing IPK yang cukup tinggi dimana pada 2021 menyumbang 3.84% pada GDP non migas dengan nilai ekspor pulp sebesar 3.38 Milyar USD dan nilai ekspor kertas sebesar 4.22 Milyar USD dan menempati peringkat 8 dunia untuk pulp serta peringkat 6 dunia untuk kertas, walaupun masih berpotensi besar untuk ditingkatkan ekspor dan devisanya meskipun terus mendapat tekenan dan hambatan dari negara tujuan ekspor seperti bea masuk tinggi, hambatan non tarif, trade remedies dan tuduhan lainnya.
Tema Kongres APKI yang diusung merupakan Environment Social dan Governance (ESG) sejalan dengan arah kebijakan dari Pemerintah Indonesia yang menyepakati kebijakan transisi energi bersih dan ramah lingkungn yang tertuang dalam National Determined Contribution UNFCCC serta menargetkan adanya Net Zero Emissions di tahun 2060 serta untuk memaksimalkan sirkular ekonomi, otomasi dan digitalisasi.
"Tema ESG sangat penting karena bagi industri yang berbasis sumber daya alam diharapkan benar-benar dapat mengedepankan dan menyelaraskan pengembangan industrinya dengan aspek-aspek dalam ESG," ujar Aryan sebagai penutup sambutan pembuka.
Membuka kegiatan seminar nasional, Menteri Perindustrian menyampaikan dukungannya dalam rangka mewujudkan IPK yang berwawasan ESG. IPK memiliki peran yang sangat penting dalam ekonomi nasional dan global sehingga mendorong agar Pemerintah untuk mendukung penerapan pengembangan daya saing nasional dengan memperhatikan prinsip industri hijau yang juga sejalan dengan era revolusi industi 4.0 dan mendorong implementasi kebijakan zero waste dan sirkular ekonomi.
"Pada masa Pandemi, terjadi key country pemasok bahan baku pulp ke dunia yang diikuti oleh negara Amerika Latin serta terus terbukanya permintaan pengembangan kertas kemasan selaras dengan pengembangan e-commerce," kata Menperin.
Susiwijono selaku Sesmenko dalam sambutan pembukaannya juga menyampaikan dukungannya untuk pengembangan indsutri pulp dan kertas berbasis ESG, Pada Januari 2022, utilisasi kertas meningkat menjadi 87.9%, meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada pada angka 84%, realisasi PMA mencatat kenaikan 925 juta USD, tumbuh dibanding tahun sebelumnya serta investasi PMDN juga naik sebesar 5.8%.
Menambahkan dalam akhir sambutan pembukanya, Sesmenko memberikan dukungannya pada pengembangan IPK berbasis ESG.
“IPK berperan penting dalam ekonomi sirkular melalui pemanfaatan Kertas Daur Ulang (KDU) dengan penyerapan sampai dengan 7 juta ton pada 2021, kedepannya juga diharapkan agar IPK terus meningkatkan penurunan emisi gas rumah kaca dengan penerapan standar-standar berwawasan lingkungan." Tutup Sesmenko pada akhir sambutannya.