Hingga Februari, Semen Indonesia Reklamasi Bekas Tambang Kapur 329,3 Hektare

Kamis, 24 Maret 2022 | 18:40 WIB
Hingga Februari, Semen Indonesia Reklamasi Bekas Tambang Kapur 329,3 Hektare
Suasana aktivitas pekerja di Pabrik Semen Gresik, Tuban, Jawa Timur, Senin (28/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Semen Indonesia Group mereklamasi lahan bekas tambang kapurnya menjadi kawasan hutan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Salah satunya di lokasi Pabrik Tuban, di mana hingga Februari 2022 lalu SIG telah melakukan reklamasi lahan seluas 329,30 hektare.

Perusahaan dengan kode saham SMGR tersebut, mereklamasi kawasan hutan dengan ditanami sebanyak 496.058 pohon, meliputi pohon jati, johor, mahoni, sengon, flamboyan, kesambi, juwet hingga trembesi.

"Kami senantiasa berpegang pada penerapan praktik penambangan yang baik dan sejalan dengan pelestarian lingkungan demi kehidupan yang berkelanjutan," ujar ujar Corporate Secretary Semen Indonesia Vita Mahreyni dalam keterangan pers, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga: Semen Baturaja Gabung Semen Indonesia Group, Gubernur Herman Deru: Bisa Jual Saham ke Pemprov atau Pemkab

Pelaksanaan reklamasi di kawasan bekas tambang, menurut Vita, dilakukan secara terencana, mulai dari tahap pra-penambangan, sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, serta memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

Tak hanya membangun "hutan reklamasi" sendiri, SIG disebut Vita juga telah menyerahkan 999 bibit pohon kepada Yayasan Konservasi Alam Nusantara.

Langkah pemberian bibit ini merupakan salah satu upaya pelestarian alam dan restorasi di Kampung Long Duhung yang merupakan Kawasan Ekosistem Esensial  Wehea-Kelay.

"Jenis pohon yang kami serahkan diantaranya tanaman durian, rambutan, alpukat, meranti serta ulin. Selanjutnya bibit-bibit ini akan ditanam di Kampung Long Duhung, Kecamatan Kelay, Berau, Kalimantan Timur," tutur Vita.

Program pemberian bibit ini, menurut Vita, sejalan dengan komitmen mengedepankan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dalam menjalanan operasional perusahaan.

Baca Juga: Erick Thohir Rombak Jajaran Direksi Semen Indonesia, Dony Arsal Ditunjuk jadi Dirut

“Bagi SIG, sustainability adalah masa depan yang harus diwujudkan sejak sekarang," kata Vita.

Terkait kinerja keuangan SMGR dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp2,02 triliun sepanjang tahun 2021. Angka tersebut lebih rendah -27,61 persen dibandingkan pencapaian SMGR tahun 2020 sebanyak Rp2,79 triliun.

Perseroan turut membukukan pendapatan sebesar Rp34,95 triliun selama tahun yang berakhir pada 31 Desember 2021, atau merosot -0,60 persen dibandingkan pendapatan tahun 2020 sebesar Rp35,17 triliun.

Volume penjualan semen masih menjadi penopang pendapatan perseroan sebesar Rp28,54 triliun, masih lebih rendah dari tahun 2020 sebesar Rp29,02 triliun.

Sejumlah pos lain yang berkontribusi terhadap pendapatan SMGR adalah penjualan terak Rp3,19 triliun, beton jadi dan siap pakai Rp1,76 triliun, kantong semen Rp128,7 miliar, persewaan tanah Rp35,03 miliar, tanah kawasan industri Rp58,91 miliar, jasa penambangan Rp16,70 miliar, dan lain-lain Rp1,21 triliun.

Beban pokok pendapatan SMGR membengkak 2,81 persen menjadi Rp24 triliun, dari sebelumnya Rp23,3 triliun. Sejumlah beban yang meningkat diantaranya pemakaian bahan baku Rp1,64 triliun, beban pabrikasi bahan bakar dan energi Rp8,59 triliun, sewa Rp95,39 miliar.

Alhasil, laba per saham perseroan merosot menjadi Rp341, dari sebelumnya Rp471.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI