Suara.com - Langka dan mahalnya harga minyak goreng saat ini cukup membuktikan bahwa pemerintah telah gagal dalam membuat kebijakan yang ideal untuk mengatasi masalah ini.
Hal tersebut dikatakan peneliti kebijakan publik IDP LP Riko Noviantoro dalam sebuah diskusi virtual bertajuk "Kupas Tuntas Amannya Minyak Goreng Untuk Rakyat" pada Kamis (24/3/2022).
"Untuk kasus migor Pemerintah gagal mengeluarkan regulasi ideal untuk migor. Masyarakat alami kelangkaan karena Pemerintah lamban atasi kelangkaan," ujar Riko.
Menurut dia mahalnya harga minyak goreng ini membuat ketimpangan masyarakat makin terlihat nyata dalam mendapatkan minyak goreng.
Baca Juga: Harga Minyak Kemasan Melambung, Puluhan Pedagang di Jakbar Antre Minyak Goreng Curah
"Ada ketimpangan yang serius bagi masyarakat," ucapnya.
Dirinya pun berani bilang bahwa mafia minyak goreng telah memainkan perannya dengan sangat sukses, lantaran melakukannya dengan sangat rapi dan sistematis.
Sementara pemerintah telah gagal dalam melawan mafia tersebut hingga terjadi kelangkaan hingga harga yang terus merangkak naik.
"Harusnya pemerintah mampu mencegah mafia tersebut. Bikin regulasi yang dapat mencegah adanya mafia itu. Mafia itu pasti mencari celah dalam kekisruhan hingga kelangkaan meluas," katanya.
"Hingga menteri langsung menyebut ada mafia. Seolah kita dikendalikan oleh mafia migor. Jadi masyarakat jangan kaget jika menteri menyebut ada mafia migor," pungkasnya.
Baca Juga: Minyak Goreng Kemasan Mahal-yang Curah Langka, Penjual Gorengan Terpaksa Naikkan Harga