Suara.com - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat hingga Februari 2022 transaksi aset kripto di tanah air mencapai Rp83,8 triliun dengan jumlah pelanggan mencapai 12,4 juta.
Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan bahwa perkembangan aset kripto di Indonesia sangat berkembang pesat.
"Hingga Februari 2022 transaksi aset kripto telah mencapai Rp83,8 triliun," ungkap Wisnu saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (24/3/2022).
Puncaknya kata dia pada tahun 2021 lalu dimana jumlah transaksi aset kripto meningkat drastis sebesar 1.222,84 persen
Baca Juga: Anang Banjir Kecaman Gegara Token Asix Anjlok, Warganet: Makin Longsor!
"Mengalami peningkatan yang sangat pesat, di mana pada tahun 2020 hanya transaksinya Rp64,9 juta kemudian meningkat pada 2021 mencapai Rp859,4 triliun," ungkapnya.
Begitu juga dari sisi pelanggan juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari 11,2 juta pelanggan menjadi 12,4 juta pelanggan.
Meski demikian kata dia pengawasan terhadap perdagangan aset kripto terus dilakukan, ini merupakan upaya preventif yang dilakukan pemerintah untuk melindungi para pelanggan aset kripto.
Wisnu bilang, Bappebti telah melakukan pembinaan dan pengawasan transaksi perdagangan fisik yang diselenggarakan oleh bursa berjangka, termasuk di dalam transaksi perdagangan fisik aset kripto.
"Mengatur perdagangan aset kripto diharapkan dapat mencegah terjadinya pencucian uang, pendanaan terorisme, serta pengembangan senjata pemusnah massal pada perdagangan aset kripto," pungkasnya.
Baca Juga: Sisa Saldo Kripto Doni Salmanan Tinggal Rp 500 Juta, Masa Penahanan Indra Kenz Diperpanjang