Kekurangan Stok Gula dalam Negeri, Menteri Pertanian Pastikan Impor Empat Komoditas

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 24 Maret 2022 | 14:45 WIB
Kekurangan Stok Gula dalam Negeri, Menteri Pertanian Pastikan Impor Empat Komoditas
ILUSTRASI-Sejumlah petugas mengangkut karung berisi gula pasir untuk didistribusikan ke tiap kelurahan di Balaikota Yogyakarta, Rabu (22/4/2020). [Suarajogja.id / Baktora]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah dikabarkan akan kembali mengimpor kedelai, bawang putih, daging sapi hingga gula konsumsi demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan, keputusan impor perlu dilakukan guna menjaga ketersediaan dan harga di pasar.

"Untuk komoditas kedelai, bawang putih, daging sapi, dan gula konsumsi selain dari produksi dalam negeri tapi pemenuhannya dari substitusi impor," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (22/3/2022) lalu.

Ia menambahkan, saat ini Indonesia masih kekurangan stok empat komoditas tersebut karena produksi dalam negeri tidak bisa mengimbangin konsumsi pada 2022.

Baca Juga: Harga Kedelai Melambung, Perajin Tega Campur Kertas dan Kardus Rebus untuk Produksi Tempe, Videonya Viral

Lebih jauh, ia memaparkan, kedelai mengalami defisit kedelai 2.592.226 ton, bawang putih 366.900 ton, daging sapi 135.356 dan gula konsumsi 234.692.

Hingga akhirnya pemerintah memutuskan untuk impor 2.842.226 ton kedelai, 606.377 bawang putih, 193.223 ton daging sapi, dan 1.041.627 gula konsumsi.

Menteri Limpo menambahkan, untuk komoditas beras, jagung, bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng, ketersediaannya masih dapat dipenuhi dari dalam negeri.

"Kementerian pertahanan juga melakukan antisipasi bulan Ramadan dan Idul Fitri. Ketersediaan pasokan sampai Mei 2022 dalam kondisi aman. Stok akhir beras diperkirakan 9,8 juta ton, begitu juga dengan jagung bawang merah dan komoditas lainnya," katanya.

Baca Juga: Makin Parah, Intensif Kedelai Pemerintah Tak Efektif Kendalikan Harga dan Bisa Sebabkan Masalah Baru

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI