Suara.com - Desas-desus perombakan atau reshuffle kabinet Indonesia Maju kembali mencuat. Bahkan beberapa nama besar terancam digeser dari kursi Menteri.
Lantas, menteri di sektor ekonomi apa saja yang layak diganti dalam reshuffle ini?
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut, beberapa nama menteri sangat layak dan mendesak harus diganti.
Menurut dia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan, hingga Menteri Perindustrian yang paling layak untuk diganti.
Baca Juga: Masih Dampingi Jokowi Pagi Tadi, Mendag Lutfi Bukan Target Isu Reshuffle Rabu Pon?
"Karena gagal menstabilkan harga minyak goreng. Kinerja nya bisa dibilang hanya dapat nilai 5 dari skala 10," ujar Bhima saat dihubungi, Rabu (23/3/2022).
Selain itu, lanjut Bhima, kebijakan-kebijakan terkait minyak goreng dari menteri-menteri tersebut juga sangat merugikan banyak pihak.
"Kebijakan melepas minyak goreng kemasan ke mekanisme pasar berdampak pada liarnya harga minyak goreng," ucap dia.
Kemudian, Bhima menganggap, saat ini masyarakat seakan dipaksa beralih ke minyak curah, karena harganya jauh lebih murah.
Padahal, sebelumnya minyak curah mau dihapus karena dianggap tidak layak konsumsi dan pengawasan sangat sulit.
"Khusus untuk Mendag terlalu banyak mengumbar janji untuk stabilitas pangan dan ini membahayakan Pak Presiden juga karena menimbulkan distrust atau turunnya kepercayaan," pungkas dia.