Suara.com - PT Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk (BJBR) memastikan, tetap membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya dari raihan laba yang didapat sepanjang tahun 2021.
Meski demikian, manajemen belum bisa mengatakan rasio dividen yang akan diberikan BJBR kepada para pemegang sahamnya.
Hal tersebut dikatakan Direktur Utama BJBR Yuddy Renaldi, dalam public expose perseroan yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (22/3/2022).
"Kami belum bisa memberikan informasi rasio dividen karena itu akan ditetapkan dalam RUPST," kata Yuddy.
Baca Juga: Public Expose, Right Issue Sukses, Bank BJB Optimistis Jadi Tandamata untuk Negeri
BJBR sendiri akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 30 Maret 2022. Ada 8 agenda dalam RUPST tersebut, salah satu agenda yang dibahas adalah penetapan laba bersih perseroan termasuk pembagian dividen untuk tahun buku 2021.
Namun, Yuddy membocorkan, BJBR berencana membagikan dividen tahun buku 2021 lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.
"Hanya saja yang bisa kami sampaikan saat ini, dari sisi nominal dividen ini akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya," ungkap Yuddy.
Sepanjang tahun 2021, laba bersih tahun berjalan BJBR mencapai Rp2,01 triliun. Nilai itu tumbuh 19,75 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya (year on year/yoy) yang sebesar Rp1,68 triliun.
Kenaikan laba bersih ditopang oleh pendapatan bunga bank yang meningkat 4,75 persen (yoy) dari Rp11,87 triliun menjadi Rp12,44 triliun.
Baca Juga: Dirut Bank BJB Sebut POJK 12 Permudah Perbankan Kembangkan Bisnis
Pendapatan bunga tersebut terutama bersumber dari kanal digital dan pencadangan yang lebih solid untuk memperkuat neraca keuangan bank.
Selain itu, beban bunga bank menyusut hingga 13,11 persen (yoy) dari Rp5,77 triliun menjadi Rp5,02 triliun. Kredit yang disalurkan bank juga bertumbuh 7,12 persen (yoy) dari tahun Rp89,10 triliun menjadi Rp95,44 triliun.
Pertumbuhan kredit dimotori dari segmen konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR. Lalu, total aset Bank BJB juga tumbuh signifikan 11,88 persen (yoy) dari Rp133,56 triliun menjadi Rp149,42 triliun pada 2021.
Angkanya menjadi yang terbesar di antara BPD di Indonesia. Lebih lanjut, total dana pihak ketiga (DPK) bank juga meningkat 14 persen (yoy) dari Rp99,56 triliun menjadi Rp113,5 triliun.