Ekonom: BBM Non Subsidi Sudah Seharusnya Ikuti Harga Pasar

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 21 Maret 2022 | 16:38 WIB
Ekonom: BBM Non Subsidi Sudah Seharusnya Ikuti Harga Pasar
Warga melakukan pengisian bahan bakar Pertamax di SPBU Koko Kuningan, Jakarta, Minggu (10/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tren harga minyak mentah dunia yang berada di atas level US$ 110 per barel dan harga minyak mentah Indonesia atau ICP hingga 17 Maret 2022 sebesar US$114,77 per barel berdampak pada harga produk atau bahan bakar minyak (BBM).

Pemerintah sudah berketetapan untuk tetap menjaga harga BBM Pertalite sebesar Rp7.650 per liter, namun untuk bahan BBM non-subsidi seperti dengan kadar oktan (RON) 92 diserahkan kepada badan usaha apalagi harga keekonomiannya sudah lebih dari Rp14.000 per liter.

Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, mengatakan harga BBM nonsubsidi sudah seharusnya mengikuti harga pasar.

Pengguna BBM nonsubsidi adalah kalangan mampu sehingga kenaikan harganya tidak terlalu masalah karena mereka memiliki daya beli kuat. Apalagi setelah pandemi COVID-19 daya beli antara kelompok masyarakat atas dan bawah makin melebar.

Baca Juga: Pemerintah Beri Sinyal Kenaikan Harga BBM

“Penaikan harga BBM nonsubsidi juga tidak akan mengganggu indikator ekonomi makro,” ujarnya, Senin (21/3/2022).

Menurut Faisal, bila dilihat dari porporsi penggunaannya, BBM nonsubsidi tidak besar. Paling banyak penggunaannya dan subsidi terutama adalah Pertalite, kendati BBM dengan kadar oktan 90 ini tidak termasuk dalam BBM Penugasan.

“Inflasi BBM itu dipengaruhi terutama dari konsumsi Pertalite yang penggunaan lebih banyak dan mempengaruhi juga ke harga lain terutama sembako. Kalau Pertamax beda. Distribusi barang kan tidak pakai BBM Pertamax,” ujarnya.

Faisal setuju jika BBM RON 92 ke atas tidak perlu disubsidi agar mengurangi beban pemerintah. Apalagi pada 2022, Pertamina sudah menaikkan harga BBM nonsubsidi yang kadar oktannya di atas Pertamax seperti Pertamax Turba, Pertadex, dan Dexlite.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga memberikan dukungan kepada Pertamina untuk menyesuaikan harga BBM jenis Pertamax seiring kenaikan harga minyak mentah dunia. Hal ini sejalan dengan batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 untuk Maret 2022 sebesar Rp14.525 per liter.

Baca Juga: Wow, Ada Banyak Investor Ingin Gelar Balapan Taraf Internasional di Sirkuit Mandalika

“Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum,” ujar Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM dalam siaran pers, Minggu (20/3/2022).

Agung mengatakan, batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 untuk Maret 2022 sebesar Rp. 14.526 per liter. Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum. Harga Jual BBM RON 92 di SPBU saat ini bervariasi tergantung para Badan Usaha.

"Saat ini semua SPBU menjual RON 92 di bawah harga batas atas tersebut, di berbagai SPBU tercatat kisaran Rp.11.000-14.400 per liter, kecuali Pertamina saat ini masih menjual RON92 atau Pertamax cukup rendah sebesar Rp. 9.000 per liter,” ujarnya.

Mengutip Globalpetrolprices 14 Maret 2022, harga BBM nonsubsidi di Indonesia paling murah di Asia Tenggara. Dibandingkan Singapura misalnya, harga BBM nonsubsidi dengan kadar oktan tinggi sebesar Rp 30.800/liter, Thailand Rp20.300/liter, Laos Rp 23.300/liter, Filipina Rp 18.900/liter, Vietnam Rp19.000/liter, Kamboja Rp16.600/liter, dan Myanmar Rp. 16.600/liter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI