Makin Parah, Intensif Kedelai Pemerintah Tak Efektif Kendalikan Harga dan Bisa Sebabkan Masalah Baru

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 18 Maret 2022 | 08:43 WIB
Makin Parah, Intensif Kedelai Pemerintah Tak Efektif Kendalikan Harga dan Bisa Sebabkan Masalah Baru
Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan saat meninjau perajin tahu di wilayah Kartasura, Sukoharjo, Senin (21/2/2022). [suara.com/ari welianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Aditya berpendapat hal ini berarti alternatif kebijakan lain dapat diarahkan untuk meningkatkan daya beli konsumen berpenghasilan rendah, misalnya melalui Kartu Sembako yang sudah sempat dilakukan pemerintah.

Dalam jangka panjang, produsen tahu tempe yang kebanyakan adalah UMKM juga dapat berusaha meningkatkan nilai tambah produknya, misalnya dengan mengolahnya menjadi makanan ringan tempe dalam kemasan, sehingga dapat dipasarkan di pasar ritel modern.

Aditya menambahkan, kenaikan harga kedelai impor kali ini juga memberikan peluang bagi petani untuk menanam kedelai dan mendapatkan margin yang layak.

Dalam situasi normal, petani cenderung enggan melirik kedelai karena tidak mampu bersaing dengan harga kedelai impor. Harapannya, melalui mekanisme pasar, meningkatnya suplai kedelai dari dalam negeri ini akan mampu menekan harga.

“Namun kedelai lokal hanya menyumbang 10 persen suplai kedelai Indonesia, sehingga harapan untuk melakukan swasembada masih sangat jauh. Rendahnya produktivitas kedelai dalam negeri merupakan sesuatu yang belum mampu diselesaikan selain keterbatasan lahan dan kecocokan cuaca yang mendukung tumbuh suburnya kedelai,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI