Suara.com - Harga minyak dunia melemah untuk kelima kalinya dalam enam hari terakhir pada perdagangan Rabu, setelah trader bereaksi terhadap kemajuan yang diharapkan pada pembicaraan damai Rusia-Ukraina.
Pasar minyak berfluktuasi tajam selama lebih dari dua minggu, dan kedua tolok ukur diperdagangkan dalam kisaran tertinggi-hingga-rendah terbesar mereka selama 30 hari terakhir.
Mengutip CNBC, Kamis (17/3/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, diperdagangkan naik dalam kisaran USD6, antara USD97,55 dan USD103,70 sebelum menetap di posisi USD98,02, anjlok USD1,89 per barel, atau 1,9 persen.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), ditutup merosot USD1,40, atau 1,5 persen menjadi USD95,04 per barel.
Reli pekan lalu mendorong Brent secara singkat melewati USD139 per barel di tengah kekhawatiran tentang gangguan yang berkepanjangan pada pasokan Rusia.
Brent sekarang lebih dari USD40 di bawah titik itu, dan beberapa analis memperingatkan ini mencerminkan terlalu banyak optimisme perang akan segera berakhir.
Amerika Serikat dan sejumlah negara menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia sejak menginvasi Ukraina lebih dari dua minggu lalu.
Ini mengganggu perdagangan minyak Rusia lebih dari 4 juta hingga 5 juta barel setiap hari.
Brent membukukan reli 28 persen dalam enam hari dan kemudian penurunan 24 persen selama enam sesi berikutnya terhitung Rabu.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Lagi, Kini Ambles 6 Persen
Harga mencapai level tertinggi 14 tahun pada 7 Maret sebelum akhirnya mundur.