Suara.com - Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan, Haiyani Rumondang mengatakan, revolusi Industri 4.0 sangat mempengaruhi dunia bisnis. Bahkan, berdampak pada aspek kehidupan manusia yang membuat K3 harus dapat menyesuaikan dengan teknologi informasi dan komunikasi, pengetahuan, dan juga aplikasi digital.
"Adanya otomatisasi ini membuat peluang penerapan K3 akan jauh lebih advance. Otomatisasi dari Revolusi Industri 4.0 akan berpengaruh bagi K3, salah satunya pelayanan pengujian K3 yang masuk dalam pelayanan publik," tutur Haiyani saat membuka Temu Teknis Penanggung Jawab K3 Nasional dan Survei Uji Banding Laboratorium Uji K3 yang bertema Optimalisasi Pelayanan Pengujian K3 untuk Mendukung Reformasi Pengawasan Ketenagakerjaan, di Bali, Rabu (16/3/2022).
Kemnaker mencatat, per September 2021, jumlah pengawas yang ada hanya 1.553 orang dan terpusat di Jakarta. Sementara, jumlah tenaga penguji keselamatan dan kesehatan kerja (K3) hanya 174 orang.
"Kalau hanya melihat dari jumlah sumber daya manusianya, memang tidak setara dengan tantangan yang akan kita hadapi," ujar Dirjen Haiyani.
Kata Haiyani, masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dijumpai dalam memberikan pelayanan K3, sehingga belum maksimal memenuhi kualitas pelayanan yang diharapkan masyarakat. Oleh karena itu, semua pihak harus terus berbenah diri dalam penyediaan sarana prasarana, sumber daya manusia dan perangkat penunjang lainnya, dengan core values berAKHLAK dan employer branding ASN 'Bangga Melayani Bangsa'.
"Saya mengajak kita semua untuk mempergunakan waktu kerja secara efektif serta memberikan pelayanan K3 terbaik kepada publik dengan terus melaksanakan konsolidasi internal," kata Haiyani.
Pada kesempatan tersebut, Haiyani Rumondang juga memberikan penghargaan kepada Balai K3 Terbaik, antara lain kepada pada Balai K3 Medan dan Balai K3 Jawa Tengah.