Saham GoTo Bakal Senasib dengan Bukalapak?

Selasa, 15 Maret 2022 | 12:24 WIB
Saham GoTo Bakal Senasib dengan Bukalapak?
Ilustrasi memantau harga saham.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi korporasi yang bakal dilakukan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk untuk Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menimbulkan banyak pertanyaan oleh para investor, khusus ritel apakah saham GoTo nantinya bakal bernasib sama dengan saham Bukalapak yang mengalami penurunan harga.

Dalam prospektus yang dikutip, Selasa (15/3/2022) dikatakan bahwa para pemegang saham lama tidak akan melakukan penjualan saham sepanjang periode yang ditentukan dengan adanya mekanisme lock up.

Lock up mewajibkan para pemegang saham eksisting agar tidak dapat menjual sahamnya dalam periode yang beragam, antara 8 bulan hingga 2 tahun setelah IPO.

Ketentuan ini menunjukkan komitmen GoTo untuk tidak menjadikan IPO sebagai cara keluar cepat bagi para pemegang saham eksisting tersebut.

Baca Juga: Driver Gojek Bisa Beli Saham GoTo

Hal ini bertujuan untuk menepis isu bahwa perusahaan teknologi yang IPO memiliki rentan penurunan harga saham, hal tersebut yang terjadi pada saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang mengalami penurunan harga yang luar biasa, sehingga merugikan para investor ritel.

Hal ini sejalan dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menerbitkan Peraturan OJK nomor 22/POJK.04/2021 tentang penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multipel atau multiple voting shares (MVS).

Inti regulasi ini, para pemilik saham lama memiliki hak suara lebih banyak (voting rights) dari pemegang saham lainnya, meski jumlah sahamnya sama. Tapi, ada syaratnya, saham para pendiri harus dikunci untuk jangka waktu tertentu.

Berpegang pada ketentuan tersebut, para pemegang saham eksisting akan dilarang untuk menjual atau memindahtangankan saham GoTo yang dimilikinya antara 8 bulan sampai dengan 2 tahun, bergantung pada klasifikasi saham yang dimilikinya.

Calon investor, khususnya ritel, juga tidak perlu khawatir dengan pergerakan harga di pasar sekunder. Sebab, GoTo memiliki opsi untuk menerapkan skema stabilisasi harga saham, yang dikenal sebagai skema greenshoe. Tersedianya opsi ini ikhtiar emiten untuk menjaga stabilnya pergerakan harga saham pasca-IPO.

Baca Juga: IPO GoTo Incar Dana Rp 15,2 Triliun

Greenshoe adalah klausa yang terkandung dalam perjanjian penjaminan IPO yang memungkinkan penjamin emisi untuk membeli hingga 15 persen tambahan saham perusahaan pada harga penawaran (perdana).

Tujuan dari skema greenshoe adalah stabilisasi harga apabila harga saham diperdagangkan di bawah harga IPO. Untuk menjalankan skema greenshoe ini, GoTo menyiapkan 7,8 miliar saham.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI