Rusia-Ukraina Mulai Damai, Harga Minyak Anjlok Lebih dari 5 Persen

Selasa, 15 Maret 2022 | 08:42 WIB
Rusia-Ukraina Mulai Damai, Harga Minyak Anjlok Lebih dari 5 Persen
Ilustrasi harga minyak dunia. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak mentah anjlok lebih dari 5 persen pada perdagangan Senin, ke level terendah dalam hampir dua minggu di tengah harapan kemajuan menuju akhir diplomatik invasi Rusia ke Ukraina.

Mengutip CNBC, Selasa (15/3/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup merosot USD5,77, atau 5,1 persen menjadi USD106,90 per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melorot USD6,32 atau 5,8 persen menjadi menetap di posisi USD103,01 per barel.

Itu adalah penutupan terendah bagi WTI sejak 28 Februari dan terendah untuk Brent sejak 1 Maret. Kedua patokan itu melonjak sejak invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina dan melambung sekitar 36 persen sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Imbas Sanksi Perang di Ukraina, Turis Rusia di Bali Tak Bisa Tarik Uang dari ATM

"Harga minyak mencerminkan sentimen  bearish  yang diambil dari ekspektasi perkembangan positif dalam putaran terakhir negosiasi Rusia-Ukraina," kata Kaushal Ramesh, analis Rystad Energy.

Delegasi Rusia dan Ukraina mengadakan perundingan putaran keempat, pada Senin melalui tautan video ketimbang secara langsung di negara tetangganya, Belarusia, seperti dilakukan sebelumnya tetapi tidak ada kemajuan baru yang diumumkan.

Ukraina mengatakan pihaknya mengadakan pembicaraan dengan Rusia mengenai gencatan senjata, penarikan segera pasukan dan jaminan keamanan meski terjadi penembakan terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Kyiv.

Brent dan WTI mencatat 30 hari paling bergejolak sejak Juni 2020. Analis di kelompok konsultan energi EBW Analytics mencatat wabah Covid terbaru di China menyebabkan meningkatnya penutupan karena Omicron menyebar dengan cepat.

"Yang dapat mengurangi permintaan energi global mengingat China adalah importir minyak, LNG, dan batu bara terbesar di dunia," katanya.

Baca Juga: Rusia Diskors, Australia Bakal Jadi Pengganti di Piala Billie Jean King

Sebuah provinsi di timur laut China memberlakukan larangan perjalanan yang tidak pernah terjadi sebelumnya akibat wabah Omicron tersebut. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI