Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji segera menangani kelangkaan minyak goreng setelah mengunjungi lokasi ibu kota baru.
Hal ini sebagaimana disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang mengatakan bahwa pemerintah akan segera mengambil langkah demi menangani kelangkaan minyak goreng.
Salah satu yang dilakukan pemerintah menurut Pramono Anung yakni menuntut para produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) memprioritaskan dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Dilihat dari total produksi kita yang hampir 50 juta kan hampir 26-28 juta itu diekspor, sehingga dengan demikian bagian untuk ekspor itu harus diprioritaskan untuk kepentingan dalam negeri. Maka harus diminta kepada produsen untuk lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat kita pada saat ini, walaupun harga di luar tinggi sekali," kata dia.
Baca Juga: Presiden Jokowi Pimpin Ritual Adat Penyatuan Tanah dan Air di IKN Nusantara
Presiden Joko Widodo sebelumnya sudah memeriksa pasokan minyak goreng di sejumlah titik, salah satunya di Yogyakarta.
"Sejak kapan tidak ada?" tanya Jokowi saat mendapati tidak adanya stok minyak goreng, dikutip dari video yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden.
"Baru tadi pagi Pak," jawab penjaga minimarket.
"Kalau yang dua literan itu Rp28.000, tapi kalau yang satu liter itu Rp14.000," ucap penjaga minimarket, menjawab pertanyaan Presiden terkait harga minyak goreng.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga memastikan ketersediaan minyak goreng di Pasar Beringharjo dan Pasar Sentul Yogyakarta. Di kedua lokasi itu, Jokowi mendapati ada minyak goreng yang dihargai Rp20 ribu.
Ketidakpastian stok membuat sejumlah pedagang tidak bisa memastikan adanya minyak goreng subsidi tersedia di pasar.
"Ya gak mesti Pak, bisa tiga hari sekali," ucap salah satu pedagang yang ditemui Presiden.