Suara.com - Kenaikan harga minyak dunia dinilai bisa menjadi momentum menggunakan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas tinggi. Manfaatnya pemakaian BBM dengan nilai research octane number (RON) tinggi ini sangat besar, untuk menciptakan udara lebih bersih sehingga lingkungan menjadi lebih sehat.
“BBM berkualitas memiliki nilai fuel economy lebih baik sehingga jika digunakan akan memiliki jarak tempuh yang lebih jauh,” kata Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) ditulis Senin (14/3/2022).
Menurut Ahmad, masyarakat juga harus memperhatikan fuel engine requirement. Artinya, melihat persyaratan kualitas BBM yang ditentukan oleh produsen kendaraan bermotor.
Dia menjelaskan, pada kendaraan berbahan bakar bensin, dengan konsekuensi penerapan Standar Euro 2, semua varian sepeda motor dan mobil memiliki compression ratio minimal 9:1.
Sebagai contoh, sepeda motor kecil sekelas Scoopy memiliki compression ratio 9,2:1. Kemudian mobil LCGC dan MPV kelas 1.500 cc ke bawah memiliki compression ratio 10:1. Sedangkan Mobil kelas menengah 11:1, mobil mewah 11:1 atau 12:1.
“Kendaraan dengan compression ratio 9:1 membutuhkan bensin dengan RON minimal 91. Sedangkan kendaraan dengan compression ratio 10:1 ke atas membutuhkan bensin dengan RON minimal 95,” katanya.
Jika dipaksakan menggunakan mengonsumsi BBM berkualitas rendah, lanjut Ahmad, kendaraan akan ngelitik (knocking) dengan beberapa konsekuensi. Pertama, mobil menjadi tidak bertenaga karena bensin dengan RON lebih rendah dari kebutuhan mesinnya (engine requirement) akan terbakar oleh kompresi piston di ruang pembakaran mesin (self ignition) tanpa didahului percikan api busi.
Kedua, self ignition akan menyebabkan bensin lebih boros sekitar 20% karena terbakar percuma tanpa menghasilkan tenaga sehingga untuk menempuh jarak tertentu membutuhkan bensin lebih banyak. Ketiga, dengan borosnya bahan bakar maka hal ini akan meningkatkan emisi baik emisi rumah kaca (CO2) maupaun emisi pencemaran udara seperti PM, HC, CO, NOx, Sox.
“Belum lagi terjadinya detonasi yang menyebabkan keretakan piston, kerusakan ring-piston, busi, dll karena efek self ignition,” katanya.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Mulai Negosiasi, Minyak Mentah Merosot 2 Persen Lebih
Pada kendaraan berbahan bakar solar, tambah Ahmad, kendaraan Standar Euro 2 membutuhkan BBM dengan kadar belerang max 500 ppm. Sebagai contoh, solar 48 memiliki kadar sulfur rata-rata 1378 ppm (2019).