Rusia dan Ukraina Mulai Negosiasi, Minyak Mentah Merosot 2 Persen Lebih

Senin, 14 Maret 2022 | 09:03 WIB
Rusia dan Ukraina Mulai Negosiasi, Minyak Mentah Merosot 2 Persen Lebih
Perkembangan harga minyak dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak merosot di awal sesi Asia, pada Senin, memperpanjang kejatuhan pekan lalu, setelah pejabat AS mengatakan Rusia menunjukkan tanda-tanda kesediaan melakukan negosiasi substantif terkait Ukraina.

Mengutip CNBC, Senin (14/3/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, anjlok USD1,82 atau 1,6 persen menjadi USD110,85 per barel pada pukul 05.47 WIB.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menyusut USD2,41 atau 2,2 persen menjadi USD106,92 per barel.

Invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari, yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus", mengguncang pasar energi secara global.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terus Berangsur Turun

Brent minggu lalu turun 4,8 persen setelah mencapai USD139,13 per barel pada 7 Maret. WTI mencatat kejatuhan mingguan 5,7 persen setelah melesat setingginya USD130,50 pada 7 Maret. Kedua kontrak terakhir menyentuh puncak harga tersebut pada 2008.

Investor khawatir tentang pasar minyak yang lebih ketat menyusul tindakan Rusia. Harga turun pekan lalu karena trader menilai potensi perbaikan pada prospek pasokan yang terganggu oleh krisis Ukraina.

Rusia menunjukkan tanda-tanda mungkin bersedia untuk melakukan negosiasi substantif terkait Ukraina, bahkan ketika Moskow berniat "menghancurkan" tetangganya itu, tutur Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman, Minggu.

Perundingan Rusia-Ukraina tidak berlangsung saat ini tetapi akan berlanjut Senin, ungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Minggu.

Peskov membuat komentar itu setelah penasihat Presiden Ukraina Oleksiy Arestovych mengatakan Ukraina dan Rusia secara aktif melakukan pembicaraan, Minggu.

Baca Juga: Ini Penyebab Harga Minyak Dunia Anjlok 17 Persen Setelah Naik Gila-gilaan

Rusia mengatakan pihaknya mengandalkan China untuk membantunya menahan pukulan ekonomi dari sanksi Barat atas perang di Ukraina, tetapi Amerika Serikat memperingatkan Beijing untuk tidak memberikan bantuan itu. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI