Harga Batu Bara Diprediksi Menguat Meski Terpuruk Gegara Konflik Rusia - Ukraina

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 13 Maret 2022 | 13:38 WIB
Harga Batu Bara Diprediksi Menguat Meski Terpuruk Gegara Konflik Rusia - Ukraina
Sebuah gedung tampak hancur usai dihantam roket yang dilepaskan tentara Rusia di wilayah timur Ukraina, Kamis (24/2/2022). (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga batu bara termal acuan global Newcastle menurun cukup signifikan pada penutupan perdagangan pekan ini. Sebagaimana disampaikan Refinitiv, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup pada 361,65/ton, turun 1,7% dibandingkan sehari sebelumnya.

Meski diprediksi terus turun, harga Batu bara diprediksi akan kembali menguat akibat konflik Rusia - Ukraina. Pasalnya, pecahan Uni Soviet itu adalah pemasok batu bara termal terbesar di Uni Eropa.

Data dari Badan Energi Dunia (IEA) pada tahun 2020 menyebutkan, Rusia merupakan negara eksportir terbesar ketigas setelah Indonesia dan Australia.

Hal ini membuat negara yang dipimpin Vladimir Putin itu bisa membuat negara di Eropa bahkan dunia kesulitan memenuhi kebutuhan energi mereka jika memutuskan untuk memblokir ekspor mereka.

Baca Juga: Tether, Coinbas dan Kraken Tolak Permintaan Ukraina untuk Blokir Rusia

Hal ini juga didukung dengan bencana alam banjir yang terjadi di pertambangan batu bara di wilayah lembah Hunter utama di New South Wales (NSW) sehingga pasokan batu bara mungkin tersendat.

Beberapa pekan lalu, Ukraina meminta bantuan Eropa terkait pasokan darurat energi lantaran serangan Rusia dan Ukraina sendiri memutus pasokan energi dari Rusia dan sekutunya Belarusia.

CEO DTEK, perusahaan energi swasta terbesar di Ukraina, Maxim Timchenko menuturkan, pasokan yang diperkirakan mungkin membantu Ukraina adalah 2.000 megawatt (MW)/hari dari Slovakia, Hungaria, dan Rumania.

Pasokan tersebut diperkirakan setara dengan 15% konsumsi harian Ukraina saat ini. Sementara, dari dalam negeri akan memenuhi sisanya.

Saat ini sejumlah wilayah di Ukraina sudah tidak memiliki pasokan listrik dan berbagai kebutuhan yang mulai menipis.

Baca Juga: Warga Inggris Bakal Dapat Tunjangan Rp 6,53 Juta Per Bulan Jika Mau Tampung Pengungsi Ukraina

Sementara, Maxim Timchenko juga menyebut, Ukraina membutuhkan batu bara bersubsidi dengan alasan tidak akan mampu membayar harga pasar yang tinggi untuk waktu yang lebih lama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI