Profil Prajogo Pangestu: dari Sopir Angkot jadi Pengusaha Energi

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 10 Maret 2022 | 14:14 WIB
Profil Prajogo Pangestu: dari Sopir Angkot jadi Pengusaha Energi
Prajogo Pangestu
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Miliarder Prajogo Pangestu baru saja membuat gebrakan di dunia pengusaha dengan membeli 33,3% saham Star Energy Group Holding yang sebelumnya dimiliki perusahaan Thailand. Profil Parjogo Pangestu yang berani mengambil keputusan untuk kemajuan perusahaan pun tidak diragukan lagi. 

Kini, setelah berhasil mengakuisisi saham dari Thailand, total nilai aset milik Prajodo Pangestu di perusahaan tersebut adalah 440 juta dolar AS atau Rp6,2 triliun.

Jumlah itu merupakan akumulasi dengan aset Star Energy yang dimiliki oleh PT Barito Pasific Tbk, perusahaan yang dimiliki konglomerat tersebut. PT Barito Pasific memegan 66,6% saham Star Energy.

Artinya, kini seluruh saham Star Energy berada dalam genggaman Prajogo Pangestu. Saat ini Star Energy adalah pemegang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu, PLTP Salak, dan PLTP Darajat. Ketiganya berada di Jawa Barat. 

Baca Juga: Saham Teknologi dan Keuangan Wall Street Menguat Signifikan Pasca Tekanan Krisis Ukraina

PT Barito Pasific adalah adalah lini bisnis utama Prajogo Pangestu. Perusahaan ini dirintis oleh Prajogo muda yang sempat bekerja sebagai sopir angkot di Kalimantan Barat. Sebelumnya pria yang lahir dengan nama Phang Djoem Phen di Sambas, Kalimantan Barat itu pernah merantau ke Jakarta setelah lulus SMP namun bernasib tidak beruntung. 

Saat menjadi sopir angkot di medio 60-an, Prajogo bertemu dan berkawan baik dengan pengusaha kayu Malaysia Bong Sun On alias Burhan Uray. Pertemanan itu membawa Prajogo bergabung dengan PT Djajanti Group, perusahaan milik Burhan yang bergerak di bidang kayu. Kerja keras selama menjadi karyawan membuat Prajogo Pangestu memegang jabatan general manager (GM) pabrik Plywood Nusantara Gresik. 

Setahun kemudian, Prajogo memulai bisnisnya sendiri dengan membeli CV Pasific Lumber dengan sistem kredit. Pembayarannya lunas hanya dalam waktu satu tahun. Selang beberapa tahun CV tersebut berganti nama menjadi PT Barito Pasific yang bergerak di bidang energi, khususnya pengelolaan panas bumi. 

Di era Soeharto, Prajogo Pangestu adalah taipan disegani di Indonesia. Dia dikenal dekat dengan keluarga Cendana. Kedekatan itu membuat Barito Group mengekspansi usaha hingga ke bidang petrokimia, minyak sawit mentah, properti, hingga perkayuan. Kini perusahaan tersebut dikembangkan oleh sang anak Agus Salim Pangestu.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

Baca Juga: Bakal Diakuisisi Pengusaha Batu Bara asal Sumsel Iwan Bomba, Nama Sriwijaya FC Tetap Dipertahankan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI