Suara.com - Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi memantau pendistribusian minyak goreng yang dilakukan oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia / PPI di Pasar Kebayoran Lama.
Pada kegiatan tersebut, Menteri Lutfi didampingi oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana, Direktur Utama PPI Nina Sulistyowati, dan Direktur Komersial & Pengembangan PPI Andry Tanudjaja.
Menteri Lutfi mengatakan supplier memasok minyak goreng curah pada harga 10.500 per liter dan tidak boleh dijual pedagang lebih dari Rp11.500 per liter. Dia menekankan marginnya sudah cukup.
"Kami akan berkoordinasi dengan aparat hukum dan penyelidik pegawai negeri sipil (PPNS) untuk memastikan bahwa tidak ada lagi orang yang menjual minyak goreng curah dan kemasan di atas harga eceran yang ditentukan oleh pemerintah di ritel modern dan tradisional," kata Lutfi.
Baca Juga: Stok Minyak Goreng Bertambah di Kaltim, Guyur Benua Etam dengan Penambahan Sebanyak 815,4 Ton
Ketersediaan minyak CPO hasil dari implementasi kebijakan domestic market obligation (DMO) diyakini telah cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional selama satu bulan, bila dihitung sejak 14 Februari. Kemendag akan segera membereskan distribusi dan membuat harga sesuai yang ditentukan pemerintah.
Harga rata-rata nasional, minyak goreng sudah di Rp16.000, terpaut Rp2.000 dengan harga tertinggi kemasan premium. Oleh karena minyak goreng yang beredar hari ini merupakan minyak DMO, minyak pemerintah harus dijual sesuai dengan ketentuan pemerintah. Yang melawan ketentuan tersebut, akan dituntut di hadapan hukum secara tegas.
"Kami memastikan stok cukup, DMO akan berjalan. Kami akan memperhitungkan dengan hitungan baru untuk memastikan stok di dalam negeri cukup. Saya ingatkan kepada semua, HET pemerintah ini akan ditegaskan. Tidak ada yang berspekulasi HET ini akan dicabut. Tetapi akan dipastikan dilaksanakan, karena barang DMO-nya sudah melimpah. Dalam tiga minggu ini ketersediaan sudah lebih dari cukup untuk satu bulan. Kami sedang menunggu kecepatan dari penurunan harga minyak goreng di lapangan," jabar Menteri Lutfi.
Sementara Arief Prasetyo Adi akan meminta bantuan Pasar Jaya, untuk memasang spanduk yang menekankan bahwa harga minyak goreng curah Rp11.500 per liter atau Rp12.800 per kilogram.
"Diharapkan setelah ini jelang bulan puasa dan lebaran, stok dan harga akan stabil," kata Arif.
PPI hingga saat ini telah mendistribusikan nyaris satu juta liter minyak goreng di beberapa wilayah Indonesia dan akan terus menambah jumlah volume serta lokasi sebaran dengan cepat dan segera. PPI mendistribusikannya ke pedagang-pedagang di pasar dan tidak pernah ke konsumen langsung.
“Distribusi minyak goreng yang PPI lakukan juga merupakan komitmen nyata PPI dalam menjaga stabilisasi harga barang kebutuhan pokok masyarakat, apalagi tidak lama lagi kita akan menyambut bulan Ramadan. Dengan upaya-upaya ini, kami juga berharap harga minyak goreng dapat berangsur stabil," terang Direktur Utama PPI Nina Sulistyowati.
Mekanisme pendistribusian minyak goreng oleh PPI ini selalu berkoodinasi dengan pengelola pasar, baik di pusat dan pengelola setempat serta Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) untuk pendataan pedagang pasar sebagai daftar pembeli, dan selalu dimonitor Bapokting Kemendag, Disperindag dan ItDag dalam penyalurannya, serta berkoordinasi dengan ID Food.
Upaya-upaya di atas dilakukan salah satunya juga agar tidak terjadi antrean mengular untuk menjaga protokol kesehatan, dan prosesnya sesuai dengan koordinasi bersama pengelola pasar yang menjamin minyak tersebut dijual kepada para pengecer atau pedagang pasar.
“Yang pertama, kami tidak mendistribusikan minyak goreng ini ke konsumen langsung, tetapi ke pedagang pasar. Dari situ saja sudah mengeliminasi kerumunan yang signifikan. Yang kedua, para pedagang pasar yang akan mengambil minyaknya ke kami wajib pakai masker dan menjaga jarak, kalau tidak tertib tidak dilayani. Alhamdulillah para pedagang mengikuti proses pendistribusian ini dengan sangat teratur,” ujar Direktur Komersial & Pengembangan PPI Andry Tanudjaja.
Sampai dengan 9 Maret 2022, PPI sudah mendistribusikan satu juta liter minyak goreng berbagai daerah, yaitu:
Jakarta di Pasar Rawamangun. Kelapa Gading, Cibubur, PIK, Jembatan Besi, Kebayoran Lama, Ciputat (Tangerang), Tomang Barat, Perumnas Klender, Palmerah, Jelambar Polri, Cempaka Putih, Pasar Minggu, Ciracas, Pondok Labu, Enjo, Tanah Abang, Palmeriam, Pondok Pinang;
Cirebon di Pasar Baru Kuningan, Pananjung Pangandaran;
Majalengka di Pasar Cingambul;
Semarang di Pasar Gayamsari, Bulu, Karangayu, Johar, Peterongan, Pedurungan, Wonodri, Jrakah, Salatiga;
Purworejo di Pasar Purworejo;
Kebumen di Pasar Dorowati;
Surakarta di Pasar Legi;
Surabaya di Pasar Genteng, Tambahrejo, Babakan, Krembangan, Wonokromo, Keputran;
Bandung di Pasar Ciwidey, Ciamis;
Bandar Lampung di Pasar Pagi, Central, Panjang, Cimeng, Tugu Purbolinggo, Kangkung, Mesuji, Lamteng, Lamteng 2;
Jember di Pasar Tanjung;
Malang di Sentral Industri Kripik Tempe;
Madiun di Pasar Sleko;
Medan di Pasar Sukaramai, Gambir, Menteng;
Aceh di Pasar Peunayong, Ulee Kareng, dan beberapa penampungan Dinas setempat.