Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) semakin masif merealisasikan program Taxi Alsintan (Alat Mesin Pertanian) melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). Setelah sebelumnya mengucurkan KUR Taxi Alsintan kepada petani di Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jawa Barat (Jabar), kini Kementan menyalurkannya kepada petani di Jawa Timur (Jatim).
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, program Taxi Alsintan digulirkan agar masyarakat mampu mengadakan alsintan secara mandiri, sehingga tidak lagi tertuju pada bantuan pemerintah melalui APBN.
"Taxi Alsintan ini untuk membangun kemandirian petani. Program ini bisa diakses melalui KUR," kata pria yang akrab disapa SYL tersebut.
Sementara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menjelaskan, program Taxi Alsintan merupakan ide brilian SYL untuk memastikan mekanisasi ini terus berlanjut dan tidak berhenti hanya karena persoalan anggaran. Sehingga pertanian bisa lebih maju, mandiri dan modern.
Baca Juga: Kementan Berikan Bibit Unggul, Penangkar Kedelai Optimis Penuhi Produksi Kedelai Lokal
"Saya yakin program ini bisa berhasil karena tanpa kita dorong petani sudah mulai merasakan bahwa alsintan ini sangat dibutuhkan. Ini yang terjadi di Jawa Timur," terang Ali.
Karena itu, Ali berharap dengan mekanisasi pertanian ini, petani di Jawa Timur, khususnya Lamongan dan sekitarnya terus terpacu untuk berproduksi. Sehingga bisa memaksimalkan lahannya untuk IP-400, yakni tanam dan panen empat kali dalam setahun.
"Dengan alsintan, pertanian semakin efisien, Insya Allah bisa panen dan tanam empat kali dalam setahun," kata Ali.
Lebih jauh Ali menjelaskan, pergerakan program Taxi Alsintan ini telah dimulai sejak awal tahun dan sampai akhir Maret ini untuk difokuskan pada wilayah dengan zona hijau. Zona hijau ini merupakan wilayah yang potensial dan daerah sentra utama produksi padi nasional.
"Kami optimis program KUR Taxi Alsintan ini akan berjalan sukses setelah melihat makin banyak petani yang bersemangat untuk melakukan pembelian sendiri. Ini patut kita syukuri," ujar Ali.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Kedelai, Kementan Siap Kembangkan Benih Nasional
Direktur Alsintan, Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Andi Nur Alam Syah bersyukur sejumlah problem dalam proses penyaluran KUR Taxi Alsintan ini bisa mulai teratasi sehingga para petani bisa langsung mendapatkan alsintan yang dikehendakinya.
Utamanya terkait uang muka atau DP KUR Alsintan, di mana perusahaan penyedian alsintan bersedia memberikan insentif keringanan berupa uang muka 20 persen sehingga petani yang sebelumnya terbebani DP 30 persen, kini cukup membayar ke bank penyedia KUR sebesar 10 persen.
Menurutnya, ini menunjukkan bahwa sudah ada sinergitas yang baik antara semua stakeholders untuk mensukseskan program Taxi Alsintan ini.
"Saya mengimbau kepada para penyedia alsintan yang lainnya untuk bekerja sama mendukung program Taxi Alsintan dengan pemberian jasa kredit pembelian alsintan dengan DP maksimal 20 persen dan penyediaan spare part," kata Nur Alam dalam Rapat Koordinasi Pemantapan Pengembangan Program Taxi Alsintan yang dilaksanakan di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan, pada Selasa, (8/3/2022).
Rapat koordinasi ini turut dihadiri oleh para Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan se-Provinsi Jawa Timur, diantaranya Ngawi, Nganjuk, Madiun, Bojonegoro dan Tuban. Kemudian perwakilan Himpunan Bank Pemerintah (Himbara) wilayah Jawa Timur, serta penyedia traktor Roda Empat dan Combine Harvester.
Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi menyebut sektor pertanian di wilayahnya tumbuh positif meski di tengah pandemi. Hal tersebut terlihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) Lamongan naik tipis 2 persen dari 104,84 di 2020 menjadi 106,81 di 2021. Naiknya NTP mengisyaratkan kesejahteraan petani Lamongan semakin meningkat, apalagi saat ini dibarengi dengan kenaikan harga gabah kering giling yang terjadi saat ini.
"Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah daerah di antaranya pemberian bantuan alat pertanian modern, subsidi pupuk hingga pengentasan hama tikus yang menjadi momok petani Lamongan," kata Yuhronur.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lamongan, Sukriyah tegaskan pentingnya dukungan alsintan untuk efisiensi dan peningkatan produksi petani di wilayahnya. Lamongan merupakan salah satu sentra produksi padi terbesar di Jawa Timur dengan luas lahan 88 ribu hektare dengan produksi mencapai 1,1 juta ton per tahun dan provitas sebesar 7,5 ton per hektare. Sebagian petaninya pun sudah mulai menerapkan IP-400.
"Poktan (kelompok tani,- red) dan gapoktan (gabungan kelompok tani,- red) sudah bermitra dengan pengelola BUMDes dalam pengelolaan alsintan dengan sewa alat atau pinjam pakai," jelasnya.
Sukriyah menuturkan, pihaknya juga telah bekerjasama dengan salah satu penyedia alsintan dalam program KUR Taxi Alsintan. Dalam proses ini, pihaknya bersama penyedia alsintan telah bermitra dengan BNI dan BRI guna membantu poktan atau gapoktan yang membutuhkan alsintan berupa Combine Harvester dan Traktor dalam pelaksanaan kegiatan produksi pertanian pengembangan IP-400.
"Adanya Taxi Alsintan ini akan memacu petani untuk bisa tanam dan panen empat kali dalam setahun sehingga produksi pertanian di Lamongan naik, kesejahteraan petaninya juga meningkat," jelasnya.
Dalam rapat koordinasi ini, juga dilakukan penyerahan alsintan kegiatan pengembangan program Taxi Alsintan yang diperoleh melalui KUR kerjasama BNI dan BRI dengan PT Corin Mulia Gemilang. Alsintan yang diserahkan berupa Combine Harvester sebanyak 6 unit dan traktor roda empat tipe crawler 1 unit kepada petani penerima KUR Alsintan dari Kabupaten Lamongan, Ponorogo, dan Madiun.