Suara.com - Harga minyak goreng yang tak kunjung turun juga hingga hari ini membuat Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi geram. Lutfi pun mengungkapkan sejumlah penyebab masih tingginya harga minyak goreng, salah satunya karena banyak para pedagang yang berspekulasi soal harga.
"Jadi mereka mengharapkan terjadinya perubahan, bahkan kalau di pasar market ini ada yang sifatnya jangka panjang dan pendek," kata Lutfi secara virtual, Rabu (9/3/2022).
Menurutnya, akibat adanya spekulasi tersebut membuat orang berani bertaruh bahwa ke depan pemerintah akan melepas atau tidak memberlakukan Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Kenapa? Agar mereka bisa menjual dengan harga tinggi yaitu membeli di harga Rp 10.300, harapannya menjual dengan harga internasional yang saat ini perbedaannya Rp 10 ribu," papar Lutfi.
Baca Juga: Istri Curhat Sedih Kehabisan Minyak Goreng, Inisiatif Suami Malah Bikin Ngelus Dada
Melihat kondisi tersebut, Lutfi pun mengancam para spekulan terutama para distributor utama untuk membawanya ke meja hijau jika terbukti menimbun barang.
"Saya sudah berkoordinasi dengan Satgas Pangan. Saya akan menuntut spekulan itu berdasarkan hukum. Jadi inilah salah satu yang menyebabkan disrupsi di rantai logistik yang mereka ingin dapat keuntungan besar," ucapnya.
Selain itu, tersendatnya distribusi minyak goreng ke pasar juga diakibatkan adanya penjualan minyak goreng ke kalangan pelaku industri.
"Per kemaren DMO (domestic market obligation) sudah 415 juta hanya 20 hari, barangnya melimpah. Sehingga kita tanya barang dimana? Jadi ada dua dugaan, bocor untuk industri dengan harga tidak sesuai pemerintah dan yang kedua penyelundupan, ini akan saya berantas. Jadi distribusi ada yang menimbun dan ada yang menyelundup ke luar negeri," pungkasnya.