Suara.com - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) berupaya untuk terus mempertahankan komitmennya, yaitu memberdayakan perempuan, khususnya para ibu di pedesaan. Sejak berdiri pada tahun 2010, Amartha telah menjangkau 1 juta mitra di seluruh Indonesia dan menyalurkan lebih dari Rp5 triliun.
Amartha merupakan perusahaan teknologi finansial yang fokus pada penyaluran modal usaha bagi UMKM. Saat ini, Amartha telah berhasil menjangkau satu juta perempuan pengusaha mikro di pedesaan melalui akses permodalan, dengan mempertahankan kualitas pinjaman yang sangat baik yang dibuktikan dengan perolehan NPL stabil di bawah 0,5% sejak Juni 2020.
“Setelah 12 tahun berdiri, kami tetap fokus untuk meningkatkan taraf hidup para ibu, kaum perempuan, terutama di pedesaan. Bila kami melakukan riset, pendapatan para ibu di pedesaan naik berkali lipat setelah mendapat pembiayaan dari Amartha,” ujar Chief Risk & Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto, dalam Virtual Media Briefing: Launching Satu Juta Mitra Amartha, yang dilaksanakan secara virtual, Jakarta, Rabu (9/3/2022).
Aria menambahkan, dengan pendapatan yang naik, maka para perempuan mampu meningkatkan taraf hidupnya. “Selain bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, penghasilan mereka juga bisa digunakan untuk membiayai sekolah anak-anak mereka,” tambahnya.
Baca Juga: Amartha Catatkan Pertumbuhan Bisnis Lebih dari 2 Kali Lipat di 2021
Atas prestasi ini, Amartha meluncurkan kampanye #100RibuSejutaPeluang. Kampanye ini berisi ajakan kepada milenial untuk mendukung pertumbuhan UMKM perempuan lewat pendanaan di Amartha.
Untuk mengakselerasi keterlibatan milenial, Amartha menyediakan fitur crowdfunding, yakni fitur yang memungkinkan pendana memberi modal usaha mulai dari 100 ribu rupiah kepada mitra UMKM.
Fitur crowdfunding Amartha sudah tersedia di aplikasi sejak akhir tahun 2021. Dengan fitur ini, maka pendanaan untuk mitra UMKM 2 kali lipat lebih cepat tersalurkan.
Sebelumnya, Amartha menggunakan sistem one-lender-one-borrower bagi pendana individu, yang mana setiap pendana dapat memberikan modal usaha bagi satu orang mitra. Nilai pendanaan bervariasi mulai dari Rp3 - 5 juta.
Dengan fitur crowdfunding, satu mitra UMKM dapat memperoleh modal usaha dari puluhan pendana sekaligus. Ini merupakan salah satu wujud dukungan Amartha terhadap peraturan OJK dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
Baca Juga: IBL 2022: Amartha HangTuah Kembali Gunakan Jasa LaQuavius Cotton
Selain mendapatkan imbal hasil yang kompetitif, pendana yang menyalurkan modal lewat Amartha juga telah menciptakan jutaan peluang dan kesejahteraan bagi banyak keluarga Indonesia. Amartha mencatat, 95% mitra berhasil memenuhi kebutuhan dasar setelah bergabung dengan Amartha. Sebanyak 96% mitra juga tercatat dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
30 Juta UMKM Berpotensi Berkembang
Di kesempatan yang sama, Komisaris Utama Amartha, Rudiantara mengatakan, Indonesia memiliki lebih dari 30 juta UMKM yang belum mendapatkan layanan akses permodalan, padahal UMKM tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan.
“Amartha sebagai pemain di sektor microfinance, sejatinya dapat menjadi solusi bagi puluhan juta UMKM yang kesulitan memperoleh modal lewat bank, karena Amartha menyediakan layanan keuangan inklusif sekaligus program pendampingan usaha untuk UMKM. Namun peluang besar ini tidak bisa dikerjakan oleh Amartha saja, butuh kolaborasi dengan berbagai sektor untuk mengakselerasi penyaluran modal usaha ke puluhan juta UMKM di Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya Aria mengatakan, Amartha tidak hanya menyalurkan modal usaha saja kepada para mitranya, tapi juga memberikan pendampingan untuk memastikan usaha mereka berkembang.
“Menurut riset kami, dampak kesejahteraan tidak hanya dirasakan oleh mitra saja, tetapi juga oleh keluarga dan komunitas di sekitarnya. Sebanyak 30% mitra Amartha mampu menciptakan lapangan kerja informal di desa, sehingga dampaknya berlipat ganda, karena turut menyejahterakan masyarakat di sekitarnya,” katanya.
Setelah 12 tahun dalam perjalanannya, Amartha kini fokus untuk menjangkau lebih banyak mitra. Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, Amatha akan tetap memiliki target yang sama, yaitu meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan para perempuan.
“Bisnis dengan misi sosial bisa ternyata berjalan berkelanjutan dan dengan skala yang besar. Saat ini kami masih memiliki keinginan yang sama, yaitu menjangkau lebih banyak mitra,” katanya.
Transformasi digital menjadi salah satu kunci bagi microfinance untuk mempercepat penyaluran modal usaha ke UMKM. Microfinance seperti Amartha, memiliki akses untuk melakukan digitalisasi di kalangan pelaku usaha UMKM, sehingga transformasi digital tidak hanya dioptimalkan dari sisi pendana saja, tetapi juga para mitra pelaku usaha mikro.