Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hari ini, Selasa (8/3/2022), mengumpulkan sejumlah pejabat negara untuk ikut melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan pajak melalui e-filling di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Pejabat yang hadir di antaranya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud MD, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Irjen TNI Bambang Suswantono.
Dalam sambutannya, Sri Mulyani sedikit berkelakar kepada Menko Luhut. Dia bilang, Menko Luhut merupakan menko paling tajir di republik ini.
Tentu saja ucapan Sri Mulyani tak mengada-ngada, jika melihat latar belakang Luhut yang memiliki sejumlah perusahaan di berbagai sektor seperti halnya batubara lewat PT Toba Bara, Tbk.
Baca Juga: Jauh dari Target, Wajib Pajak yang Sudah Lapor SPT Baru 4,6 Juta Orang
"Pak Luhut itu berkali-kali bilang harga batu bara naik, setoran ke pemerintah naik tapi pajaknya Pak Luhut pribadi juga meningkat pasti ke 35 persen," sindir Sri Mulyani dalam acara yang disiarkan melalui kanal YouTube Dirjen Pajak tersebut, Selasa (8/3/2022).
Tarif pajak 35 persen sendiri merupakan tarif pajak yang baru saja dinaikan oleh pemerintah, tarif pajak ini merupakan golongan untuk orang kaya dengan pendapatan setahun minimal Rp 5 miliar.
"Makanya saya sampaikan beliau harus hadir hari ini. Tadinya agak berhalangan. Saya bilang kalau menko paling tajir nggak datang, nanti simbolnya jadi kurang baik," kata Sri Mulyani yang disambut tawa Luhut dan pejabat lainnya.
Asal tahu saja, Maret ini merupakan bulan untuk pengisian SPT bagi para Wajib Pajak Pribadi, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin sudah melaporkan SPT mereka beberapa waktu lalu.
Baca Juga: 4,6 Juta SPT Tahunan Pajak 2021, DJP: Masih Jauh dari Target