Suara.com - Situasi kenaikan harga pangan atau sembako yang satu per satu mulai merangkak naik menjelang bulan suci Ramadan mendapat perhatian serius dari Anggota DPR RI Komisi IV, Andi Akmal Pasluddin.
Pasalnya, gejolak harga komoditas pangan strategis, seperti minyak goreng, gaging, cabai, bawang, dan daging ayam terus terjadi tiap tahun, dan hingga kini seolah tidak memiliki solusi.
“Dari sisi Sumber Daya Alam, negara kita Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai pengendali stok dan harga pangan. Tapi ini sebaliknya, Indonesia terombang-ambing dengan situasi dunia yang sangat sensitif terhadap stok dan harga pangan," kata Akmal saat dihubungi Senin (7/3/2022).
Politisi PKS ini menyarankan, agar pemerintah segera membuat rekomendasi penyelesaian jangka pendek dan jangka panjang terkait masalah harga kebutuhan pokok.
“Menjelang Puasa dan Lebaran, solusi jangka pendek sangat penting segera diberikan agar pangan kita tetap terjangkau dan yang paling penting ada stoknya,” ungkap Akmal.
Akmal menambahkan, Solusi Jangka pendek selain operasi pasar, pemerintah perlu membuat aturan HET yang ketat yang merupakan subsidi harga untuk masyarakat tertentu dengan kemampuan daya beli rendah.
Pemerintah mesti mendengar aspirasi dari para peternak, petani, petambak budidaya ikan dan para pedagang agar kebijakan intervensi dapat tepat dan jitu untuk mengendalikan harga Pangan.
“Saya sudah menyampaikan di berbagai kesempatan rapat kerja, rapat dengar pendapat, di media baik lisan maupun tertulis, dari sejak tahun 2014, silih berganti presiden RI, tetap saja persoalan pangan ini tidak sesuai harapan masyarakat banyak. Bahkan tahun 2022 ini, kondisinya makin memburuk dimana antrian banyak terjadi dimana-mana untuk mendapat se-liter atau dua liter minyak goreng,” pungkasnya.
Menjelang memasuki Bulan Suci Ramadhan yang tinggal kurang lebih 1 bulan lagi, sejumlah harga kebutuhan pokok terpantau mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Baca Juga: Jelang Ramadan Masyarakat Disiksa Harga Sembako yang Mulai Naik, Dimana Peran Pemerintah?
Melansir situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional milik Bank Indonesia (BI), Senin (7/3/2022) terlihat sejumlah bahan pokok mulai merangkak naik.
Semisal cabai rawit merah yang kini harga rata-rata nasionalnya mencapai Rp70.250 ribu perkilogram naik sekitar 1,25 persen atau setara Rp1.050.
Bawang merah ukuran besar saat ini rata-rata harga nasionalnya mencapai Rp37.300 perkilogram naik 0,67 persen atau mengalami kenaikan sebesar Rp250.
Begitu juga dengan cabai merah besar yang harganya juga ikutan naik, saat ini harga komoditas tersebut dibandrol Rp50.800 perkilogram naik 0,79 persen atau Rp400.
Untuk cabai merah keriting juga mengalami kenaikan, saat ini harga rata-rata nasionalnya mencapai Rp51.600 naik 1,88 persen atau Rp950.
Tak hanya itu harga daging sapi kualitas 1 juga terpantau naik, saat ini harga rata-rata nasionalnya mencapai Rp130.650 perkilogram naik 0,38 persen atau setara Rp500.
Untuk harga daging kualitas 2 juga terpantau naik, saat ini harganya mencapai Rp121.300 perkilogram naik 0,12 persen atau Rp150.
Sedangkan untuk daging ayam ras juga mengalami kenaikan, terpantau saat ini harga rata-rata nasionalnya mencapai Rp35.700 perkilogram naik 0,14 persen atau setara Rp50.
Sementara untuk harga telur ayam ras juga mengalami kenaikan, saat ini harganya dibandrol Rp24.250 perkilogram naik 0,25 persen atau setara Rp50.
Selanjutnya untuk komoditas beras juga mengalami kenaikan, saat ini harga rata-rata nasional Rp11.850 perkilogram naik 0,42 persen atau setara Rp50.
Sementara untuk harga minyak goreng curah, terpantau sudah mengalami penurunan. Saat ini harga nasionalnya mencapai Rp16.900 perkilogram.
Sedangkan untuk harga minyak goreng bergerak masih terbilang cukup mahal, kini harga rata-rata nasionalnya mencapai Rp18.500 perkilogram naik 0,27 persen atau setara Rp50.