Suara.com - Harga paladium melesat ke level tertinggi 10 bulan atau mendekati USD3.000 per ounce pada akhir pekan lalu. Kenaikan ini dipicu kekhawatiran pasokan dari Rusia yang berkurang akibat sanksi dari negara Barat imbas invasi negara tersebut ke Ukraina.
Kondisi ini juga membuat harga emas ikut terkerek naik.
Mengutip CNBC, Senin (7/3/2022) harga paladium di pasar spot naik 6,1 persen menjadi USD2.943,56 per ons setelah sempat naik ke posisi tertinggi USD2.970,50 sejak Mei 2021.
Rusia menyumbang 40 persen dari produksi global logam tersebut. Palladium menuju kenaikan 24 persemln minggu ini, kinerja terbaiknya sejak akhir Maret 2020.
Baca Juga: Profil DJ Una, Viral Gegara Disawer Duit Sampai Emas di Sidrap
"Ada konsensus yang berkembang bahwa Rusia tidak memperlambat kampanye militernya dan Anda hanya akan melihat sanksi menjadi jauh lebih sulit, dan itu benar-benar akan mengganggu bisnis untuk mendapatkan pasokan paladium itu," kata Edward Moya, senior analis pasar di OANDA.
Menurut dia larangan penerbangan, masalah logistik, dan sanksi akan membuat paladium sangat bullish karena ini terjadi pada saat permintaan mulai meningkat secara signifikan.
Sementara itu harga emas di pasar spot melonjak 1 persen menjadi USD1.954,53 per ounce dan naik sekitar 3,5 persen untuk minggu ini. Emas berjangka AS naik 1,1 persen menjadi USD1.956,70.
"Krisis Rusia-Ukraina akan terus mendukung prospek harga logam mulia yang lebih tinggi," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen dalam sebuah catatan.
Emas batangan yang dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian seperti itu, sebagian besar mengabaikan lonjakan 1 persen dalam dolar - tempat berlindung alternatif - dan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve akhir bulan ini.
Baca Juga: Pamer Mandi Uang Usai Disawer, DJ Una: Ini Sidrap Bos!
Sementara logam lainnya perak naik 1,2 persen menjadi USD25,45 per ounce, menguat untuk kelima pekan berturut-turut. Platinum naik 2,5 persen menjadi USD1,108,19.