Suara.com - Harga minyak dunia melesat 7 persen pada perdagangan akhir pekan lalu seiring gangguan ekspor minyak dari Rusia akibat sanksi ekonomi dari negara-negara Barat.
Mengutip CNBC, Senin (7/3/2022) harga minyak Brent berjangka naik USD7,65, atau 6,9 persen menetap di harga USD118,11 per barel.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD8,01, atau 7,4 persen ke harga USD115,68.
Posisi harga itu adalah penutupan tertinggi untuk Brent sejak Februari 2013 dan untuk WTI sejak September 2008. Selama seminggu, Brent naik ke intraday tertinggi sejak Mei 2012 dan WTI tertinggi sejak September 2008.
Baca Juga: Indonesia Masih Jadi Negara Konsumtif, Konflik Ukraina Buat Ekonomi Negara Makin Terdesak
Reli harga minyak terjadi di awal sesi setelah pasukan Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Api di gedung pelatihan padam dan para pejabat Ukraina mengatakan fasilitas itu sekarang aman.
Reli harga minyak berlanjut setelah pemerintahan Biden mengatakan sedang mencari opsi untuk memotong impor minyak USA dari Rusia dan mempertimbangkan tindakan yang mungkin dilakukan untuk meminimalkan dampak pada pasokan global dan dampak pada konsumen.
Minyak mentah berjangka telah melonjak lebih dari 20 persen sejak Amerika Serikat dan sekutunya memberikan sanksi kepada Rusia menyusul invasi 24 Februari ke Ukraina. Penjualan minyak Rusia telah terganggu.
Kalangan trader penjual merasa sangat sulit untuk membuat kesepakatan bahkan ketika mereka menawarkan diskon besar-besaran untuk patokan minyak mentah Brent.
Baca Juga: Perundingan Nuklir Iran Tahan Kenaikan Harga Minyak Dunia