Suara.com - Layanan jasa keuangan di Rusia banyak yang hengkang akibat invasi yang dilakukan Vladimir Putin ke Ukraina. Terbaru, layanan jasa keuangan PayPal menutup layanannya di Rusia.
"Dalam situasi saat ini, kami menangguhkan layanan PayPal di Rusia," kata Dan Schulman, CEO PayPal dalam sebuah surat yang ditujukan kepada pemerintah Ukraina seperti dilansir CNBC, Minggu (6/3/2022).
Surat itu diposting di Twitter oleh menteri transformasi digital Ukraina, Mykhailo Fedorov, yang telah menekan bisnis termasuk Apple ke Microsoft untuk memutuskan hubungan dengan Rusia.
"Jadi sekarang sudah resmi: PayPal menutup layanannya di Rusia dengan alasan agresi Ukraina,” tweet Fedorov hari Sabtu. "Terima kasih @PayPal atas dukungan Anda!"
Baca Juga: Elon Musk: Starlink SpaceX Tidak Akan Memblokir Sumber Berita Rusia
Seorang juru bicara PayPal mengkonfirmasi bahwa perusahaan itu ditutup di Rusia. Perusahaan akan melayani penarikan dana pelanggan untuk jangka waktu tertentu.
Layanan pembayaran sebenarnya sudah menghentikan layanan nya di Rusia pada tahun 2020. Tindakan terbaru ini berkaitan dengan layanan yang masih diberikan yaitu transfer dana antar negara.
Warga negara Rusia dilarang membuka rekening PayPal baru awal pekan ini.
PayPal adalah organisasi pembayaran terbaru untuk memutuskan hubungan dengan Rusia, yang sekarang menghadapi rentetan sanksi dari Barat atas keputusan Presiden Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina.
Sanksi membuat SWIFT, jaringan pesan antar bank global, melarang transaksi beberapa bank Rusia, sementara Visa dan Mastercard minggu ini juga akan memblokir lembaga keuangan Rusia dari jaringan mereka.
Baca Juga: Lebih dari 1,2 Juta Warga Ukraina Mengungsi Imbas Invasi Rusia
"Sekarang pada dasarnya tidak mungkin mengirim uang ke individu mana pun di Rusia," kata Charles Delingpole, CEO ComplyAdvantage, perusahaan rintisan fintech yang membantu perusahaan mematuhi peraturan.