Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Menyasar 150 Tenant

Jum'at, 04 Maret 2022 | 13:24 WIB
Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Menyasar 150 Tenant
Dok: LPDB-KUMKM
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada tahun 2022 ini program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM akan menyasar 150 tenant inkubasi dengan pelaksanaan inkubasi selama enam bulan, dengan target akeselerasi 20 tenant Koperasi dan startup, serta lima koperasi mengakses dana bergulir dari LPDB-KUMKM.

Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo mengatakan, peranan inkubator wirausaha sangat dibutuhkan dalam melakukan inkubasi kepada koperasi, UMKM, maupun para startup.

"Program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM ini memang kami jalankan untuk lebih masif melakukan inkubasi kepada koperasi maupun para startup, harapannya bisnisnya berkembang, manajemen nya menjadi lebih baik, dan final akhirnya bisa bermitra dengan LPDB-KUMKM dari sisi pembiayaan," kata Supomo.

Menurut Supomo, dalam program inkubasi wirausaha ini terdapat tiga unsur penting dalam eksosistem bisnis koperasi, yakni startup atau pelaku usaha, kemudian investor, dan juga lembaga koperasi itu sendiri.

Baca Juga: Ragam Langkah Bobby Nasution Perjuangkan Kemajuan UMKM Medan

“Dengan inkubasi yang kami jalankan ini, kami melakukan sinergi dan kolaborasi tiga unsur tersebut, satrtup, investor dan koperasi. Koperasi kedepannya diharapkan dapat berperan sebagai katalisator yang menghubungkan tiga unsur ekosistem dalam rangka membantu anggota koperasi untuk mendapatkan akses investasi, pinjaman, dan kerja sama usaha.” jelas Supomo.

Perlu diketahui, LPDB-KUMKM terus menjalankan Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM, untuk tahun 2022 ini terdapat tiga lembaga inkubator baru yaitu Inotek Foundation, Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang, dan Alif Learning Center (ALEC).

Adapun ketiga lembaga inkubator baru tersebut merupakan hasil kurasi dan seleksi yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM untuk menjalankan program inkubasi di tahun 2022 kepada koperasi maupun startup UMKM.

Kiprah Tiga Pendatang Baru

Yayasan Inovasi dan Teknologi (Inotek) Foundation

Baca Juga: Jelang Tuan Rumah G20, Gibran Siapkan Cenderamata Produk UMKM, Apa Saja?

Salah satu dari tiga pendatang baru lembaga inkubator wirausaha LPDB-KUMKM pada tahun 2022 ini adalah Yayasan Inovasi dan Teknologi atau yang dikenal dengan Inotek Foundation, lembaga inkubator bisnis besutan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ini telah berdiri sejak tahun 2008.

Selama 14 tahun berdiri, Inotek telah melakukan berbagai terobosan dan program yang mendukung berkembangnya UMKM di Indonesia, tercatat sepanjang tahun 2021 Inotek menginkubasi lima startup yang telah mendapatkan omset total Rp1miliar, dengan total peserta yang mengikuti business scale up workshop lebih dari 4.244 UMKM, dan juga berhasil membuka 900 lebih lapangan pekerjaan dari 550 UMKM yang dilakukan pendampingan oleh Inotek secara intensif.

Selain itu, Inotek juga telah memberikan green teknologi kepada 70 UMKM dalam mendukung prinsip triple bottom line.

Direktur Eksekutif Inotek Foundation Ivi Anggraini mengatakan, bergabungnya Inotek Foundation dengan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM adalah untuk mendukung ekosistem kewirausahaan di Indonesia agar semakin baik dan berkembang.

Adapun dari sisi target Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM, Inotek ditargetkan untuk dapat menginkubasi 20 startup atau UMKM, menginkubasi 10 koperasi, mendapatkan 2 tenant yang mendapatkan kerja sama dengan offtaker atau buyer, 4 tenant mengikuti program akselerasi inkubasi, dan sebanyak 2 proposal koperasi yang lolos tahapan tata usaha LPDB-KUMKM.

"Kolaborasi menjadi kunci kegiatan inkubasi, oleh karena itu, kami pun bekerjasama erat dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan KUKM DKI Jakarta dalam mengoptimalkan proses inkubasi. Dalam mendukung ekosistem tersebut, kami telah diberikan panduan dan arahan maupun kurikulum oleh LPDB-KUMKM untuk melakukan inkubasi koperasi dan startup," ujar Ivi.

Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang

Selain Inotek Foundation, pendatang baru lembaga inkubator wirausaha LPDB-KUMKM pada tahun 2022 adalah Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang, dalam pelaksanaan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM tahun 2022 ini Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang difokuskan untuk melaksanakan inkubasi kepada koperasi.

Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang adalah salah satu dari 25 lembaga pendidikan Indonesia yang memperoleh fasilitasi inkubator bisnis dari pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi,

Sebagai lembaga Pendidikan tinggi Universitas Negeri Semarang memiliki Program Studi Ekonomi Koperasi yang merupakan bekal akademik dalam menginkubasi koperasi. Unique value lainnya, keberadaan KPRI Handayani Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai laboratorium nyata dalam tata kelola koperasi yang menjadikan Inkubator UNNES menjadi lembaga yang tepat dalam pengelolaan koperasi yang baik dan benar.

Rita Apriyanti Staff dari Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang menjelaskan, bergabungnya Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang dengan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM dalam rangka mendorong inkubasi kepada koperas-koperasi di Indonesia.

Target dari Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang dalam program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM tahun 2022 yaitu dapat memfasilitasi 20 koperasi untuk mengikuti kegiatan inkubasi dan terdapat 7 buah proposal dari koperasi yang lolos tahapan tata usaha LPDB-KUMKM.

Rita menjelaskan, dalam menjaring koperasi potensial pihaknya melakukan upaya dengan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi UKM Propinsi dan Dinas Koperasi UMKM Kota/Kabupaten serta Dekopin. Selain itu, melakukan jumput bola dengan menghubungi langsung, dengan memberikan informasi program inkubator wirausaha.

Harapannya mampu menjaring koperasi sebanyak-banyaknya agar bisa memilih koperasi yang memiliki potensi dan bisa menyejahterakan anggotanya maupun masyarakat secara luas.

"Tata kelola bisnis koperasi yang belum baik secara umum, dapat didampingi model pembelajaran mentoring dengan koperasi yang sudah dikelola secara baik. Namun demikin, juga perlu diawali dengan pemahaman tentang kelembagaan Koperasi yang berbeda dengan lembaga bisnis yang bukan koperasi," kata Rita.

Alif Learning Center (ALEC)

ALEC merupakan merupakan lembaga Inkubator pertama yang memiliki badan hukum koperasi. ALEC sendiri menjalankan pelatihan agribisnis dengan nilai-nilai syariah, kualitas produk dengan edukasi pertanian berstandar Internasional, pemberdayaan masyarakat, dan kepastian adanya offtaker. Model bisnis Inkubator ini yaitu Integrated Farming with Technology and Information (Infratani), packing house, dan platform virtual market Alifmart yang merupakan upaya mendorong ketahanan pangan berbasis kemandirian ekonomi pondok pesantren.

Inkubator ALEC itu sendiri telah berdiri dan terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM sejak bulan September 2021. Inkubator ALEC melakukan kerja sama tidak hanya dengan pasar nasional tetapi juga edukasi pertanian dari lembaga internasional, sehingga pelaksanaan kegiatan inkubasi akan menghasilkan produk-produk pertanian berstandar internasional.

Terbukti, selama ini Kopontren Al-Ittifaq telah membantu memasarkan produk pertanian dengan menggunakan konsep (B2B) business to business dengan berbagai modern market mulai dari Superindo, Yogya, AEON, Pasar Induk, hingga sektor hotel, catering, dan restoran.

Adapun fokus kegiatan program inkubasi tahun 2022, ALEC akan fokus melakukan inkubasi agribisnis terhadap 50 tenant dengan focus produk adalah pertanian. Inkubasi akan dilakukan dua (2) batch dengan masing-masing batch akan berlangsung tiga (3) bulan untuk 25 tenant. ALEC melaksanakan inkubasi tidak tertutup dengan melibatkan lingkungan Koperasi atau Pondok Pesantren tetapi juga melibatkan masyarakat sekitar, sehingga ekonomi masyarakat turut terberdayakan dan memberikan kepastian adanya offtaker bagi tenant mitra tanam pasca inkubasi yang menjadikan harga stabil.

Adapun target dari inkubator Alif Learning Center dapat menginkubasi sebanyak 50 tenant dan 20 tenant mendapatkan jumlah perjanjian kerja sama antara tenant dengan offtaker atau buyer.
Silvie Fauziah Shiddiq Staff dari Lembaga Inkubator Alif Learning Center (ALEC) menjelaskan, bergabungnya ALEC dengan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM adalah untuk membantu para tenant (anggota koperasi) untuk meningkatkan usahanya dalam sektor pertanian.

Menurut Silvie, sebagai lembaga inkubator dari sektor pertanian bergabung dengan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM untuk mendorong dan membantu para tenant inkubasi menjalankan good agriculture practice dan good handling practice.

Supomo menambahkan, dengan bertambahnya tiga lembaga inkubator baru yang memiliki uniqe value masing-masing lembaga inkubator tersebut bisa memberikan pilihan bagi para koperasi dan startup untuk memilih lembaga inkubator yang sesuai dengan pola bisnis yang dijalankan.

“Dengan begitu program inkubator wirausaha kami memiliki keragaman dan pilihan, kedepan diharapkan koperasi bisa menjadi lembaga pembiayaan yang memberikan pembiayaan kepada startup, sehingga tercipta ekosistem ekonomi yang saling menguntungkan dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi bisnis koperasi dan juga startup itu sendiri,” kata Supomo.

Selain itu, dengan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM juga diharapkan menjadi akselerasi pertumbuhan wirausaha baru di Indonesia. "Pertumbuhan rasio kewirausahaan harus terus ditingkatkan agar Indonesia menjadi negara maju, upaya ini yang LPDB-KUMKM terus lakukan," pungkas Supomo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI