Suara.com - Trans Retail Indonesia milik miliarder Chairul Tanjung bekerja sama dengan Bukalapak dan Growtheum Capital Partners secara resmi meluncurkan AlloFresh, platform belanja kebutuhan sehari-hari secara daring pada hari ini, Rabu (2/3/2022).
Tak tanggung-tanggung, AlloFresh akan memulai bisnisnya dengan pendanaan awal Rp 1 triliun, dengan menawarkan lebih dari 150 ribu SKU dari sekitar 10.000 pemasok.
President Director & CEO PT Trans Retail Indonesia Bouzeneth Benaouda mengatakan pihaknya membuat platform ini demi menyambut era serba digitalisasi dimasa depan.
"Kami optimistis bahwa hal ini akan meningkatkan pengalaman para pengguna kami dan membantu kami menghadirkan produk-produk berkualitas dengan nilai yang baik," kata Bouzeneth dalam konferensi pers virtualnya.
Baca Juga: Gandeng Bukalapak, Miliarder Chairul Tanjung Rambah Bisnis Online
Dirinya pun meyakini dengan menjalin kemitraan ini akan memberikan nilai tambah yang kuat bagi konsumen. Seperti dengan Bukapalak, yang memiliki pemahaman sangat mendalam mengenai kondisi pasar secara online.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk Willix Halim mengatakan, kerja sama tersebut akan semakin meningkatkan perluasan bisnis Bukalapak di platform online to offline (O2O) dan memperluas titik kontak bagi pelanggan yang lebih luas.
"Kami antusias untuk bekerja sama dengan Trans Retail Indonesia dan Growtheum untuk menyediakan layanan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Direktur Bukalapak Teddy Nuryanto Oetomo menjelaskan, Trans Retail menjadi pemilik mayoritas, mencapai 55 persen. Sementara, Bukalapak memiliki 35 persen saham AlloFresh, sedangkan Growtheum menguasai 10 persen.
Meski belum merinci gambaran anggaran dana untuk ekspansi AlloFresh ke depan, tidak menutup kemungkinan Bukalapak bakal merogoh kocek lebih dalam untuk modal AlloFresh.
Baca Juga: Bukalapak Buka Suara Setelah Masuk Pengawasan USTR Soal Barang Palsu
"Kita sama - sama ketiga belah pihak menanamkan investasi yang dibutuhkan baik dalam bentuk capital aset teknologi dan kapasitas yang diperlukan pada JV ini," jelas Teddy.