Suara.com - PT Telkom akan mulai garapan layanan Metaverse dengan memperbanyak kolaborasi demi terciptanya ekosistem nasional.
Meteverse sendiri pertama dicetuskan tahun 2000-an, namun baru belakangan mencuat di publik setelah Meta memperkenalkan Metaverse tahun lalu. Istilah ini didefinisikan lingkungan virtual yang bisa dimasuki netizen, alih-alih sekedar melihat layar monitor. Atau dunia komunitas virtual tanpa akhir, yang mana setiap orang bisa saling terhubung dalam bentuk tiga dimensi sebagai ruang orang bekerja, bertemu, bermain, dan aktivitas lainnya.
Muhammad Fajrin Rasyid, Direktur Bisnis Digital PT Telkom mengatakan, pihaknya akan berperan dalam Metaverse dengan penekanan pembentukan ekosistem bisnis yang memberi benefit bagi banyak pihak, bukan untuk segelintir.
"Kami senang bermain di Metaverse sebagai sebuah hal baru, karenanya kami senang jika bisa mengeksplorasi kemitraan dengan banyak pihak. Terlebih, Meta sebelumnya sudah ada kemitraan dengan Telkom University melalui TIP, sehingga ini permulaan yang baik," katanya di Jakarta, Rabu (2/3/2022).
Fajrin mengatakan, penekanan ekosistem juga berarti mengidentifikasi peran utama Telkom seraya memastikan pihak lain yang terkait bisa memainkan kapabilitasnya secara optimal. Karena itu, kolaborasi Metaverse dengan industri seperti Meta (induk dari FB, WA dan IG), sangat dinatikan olehnya guna lebih mengetahui kelebihan-kekurangan masing-masing.
"Kolaborasi Metaverse ini juga penting karena tahun ini Indonesia sudah umumkan ibukota baru serta akan menjadi pimpinan pertemuan G20. Pertemuan ini ajang akbar dan dibicarakan semua masyarakat, dan Telkom terus mempersiapkan dalam 10 bulan ke depan agar pertemuan G20 memberi peluang bisnis bagi kami," katanya.
Fajrin mengatakan, pihaknya juga sebelumnya sudah mengundang pihak Meta dalam gugus tugas terkait G20 tersebut.
Terkait hal itu, Rektor Telkom University Prof Adiwijaya menambahkan, pihaknya sebelumnya sudah bekerjasama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dalam pengembangan aneka layanan Metaverse.
"Yakni dalam riset uses cases, Augemented Reality, Virtual Reality, dan produk 3D hologram. Juga yang terkait Metaverse misal di area tourism, meningkatkan kualitas pegawai dan proses pengajaran di kampus kami," katanya.
Baca Juga: Korea Selatan Pamer Teknologi Metaverse dan Robot AI di Mobile World Congress 2022 Bercelona
Menurut dia, pihaknya sangat peduli pada pengembangan teknologi Metaverse. Karena itu, strategi kolaborasi antara Telkom, Telkom University, Meta, dan industri lokal perlu ditingkatkan agar terbentuk ekosistem seperti diharapkan Direktur Bisnis Digital Telkom.