Suara.com - Rusia menghentikan sementara para penjualan aset negara itu yang dilakukan investor asing guna memastikan mereka mengambil keputusan yang dipertimbangkan, bukan keputusan yang didorong oleh tekanan politik.
Dana investasi khusus pemerintah untuk memegang atau menguasai aset-aset asing atau Sovereign Wealth Fund (SWF) menghabiskan hingga 1 triliun rubel (10,3 miliar dolar AS) untuk membeli saham di perusahaan-perusahaan Rusia, sebuah keputusan pemerintah menunjukkan, mengkonfirmasikan laporan sebelumnya oleh Reuters.
"Dalam situasi sanksi saat ini, pengusaha asing dipaksa untuk dibimbing, bukan oleh faktor ekonomi, tetapi untuk membuat keputusan di bawah tekanan politik," kata Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin.
"Untuk memberikan kesempatan bisnis untuk membuat keputusan yang dipertimbangkan, perintah presiden disiapkan untuk memberlakukan pembatasan sementara untuk keluar dari aset Rusia," lanjut dia.
Baca Juga: 5 Merk Mobil Korban Perang Rusia-Ukraina, Ada Mobil Kamu?
Pihak berwenang Rusia bergegas untuk menanggapi sanksi yang semakin keras yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat sejak Moskow menginvasi Ukraina Kamis lalu (24/2/2022).
Diantaranya seperti pembatasan kemampuan bank sentral untuk menggunakan emas dan cadangan devisanya hingga pengecualian bank-bank besar Rusia dari sistem keuangan internasional.
Pada Senin (28/2/2022) lalu, nilai rubel jatuh ke posisi terendah sepanjang masa memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dan meminta perusahaan pengekspor untuk menjual valas guna mendukung mata uang tersebut.
Perusahaan global yang telah beroperasi di Rusia selama beberapa dekade mengatakan mereka akan menghentikan investasi, termasuk BP dan Shell, pemegang saham masing-masing di perusahaan energi terkemuka Rusia Rosneft dan kilang LNG Sakhalin 2.
Mishustin mengatakan Rusia "terbuka untuk berdialog dengan investor yang berpikiran konstruktif" dan bahwa: "Kami berharap siapa yang berinvestasi ke negara kami akan dapat bekerja di sini lebih lanjut."
Baca Juga: Dampak Invasi Militer Rusia, Dua Pesepak Bola Ukraina Meninggal Dunia
Sebelumnya, Bendahara Connecticut Shawn Wooden mengatakan dia akan mengarahkan dana pensiun negara bagian AS untuk menjual aset Rusia, untuk alasan moral dan untuk mengurangi risiko investasi di dana pensiun negara bagian, yang seluruhnya bernilai lebih dari 47 miliar dolar AS.
Institute of International Finance (IIF), sebuah kelompok perdagangan yang mewakili bank-bank besar, telah memperingatkan bahwa Rusia sangat mungkin gagal membayar utang luar negerinya.
Dengan pasar saham Moskow yang babak belur ditutup untuk hari kedua pada Selasa (1/3/2022), miliarder Rusia Mikhail Fridman, yang telah diberi sanksi oleh Uni Eropa, memperingatkan bahwa keluar dari aset Rusia mungkin terbukti sulit bahkan tanpa larangan sementara.
"Saya tidak berpikir kami akan dapat melepaskan aset di Rusia sekarang karena tidak ada pembeli untuk saat ini," kata Fridman kepada wartawan di London.