Perang Rusia dan Ukraina Makin Sengit, Harga Minyak Melesat Naik 7 Persen

Rabu, 02 Maret 2022 | 08:11 WIB
Perang Rusia dan Ukraina Makin Sengit, Harga Minyak Melesat Naik 7 Persen
Ilustrasi harga minyak dunia meningkat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak meroket lebih dari 7 persen pada perdagangan Selasa, ke level tertinggi sejak 2014.

Kenaikan ini dipicu soal kekhawatiran gangguan pasokan imbas perang antara Rusia dan Ukraina yang makin sengit, meski produsen minyak global sepakat untuk melepaskan cadangan minyak mentahnya.

Mengutip CNBC, Rabu (2/3/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melambung USD7,00 atau 7,1 persen menjadi USD104,97 per barel, posisi tertinggi sejak Agustus 2014.

Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melejit USD7,69 atau 8,0 persen menjadi menetap di posisi USD103,41 per barel.

Baca Juga: Minyak Goreng 10.000 Liter Dialokasikan Bulog untuk Kota Depok, Disperdagin: Warga Bisa Beli Seharga Rp 14.000

Itu adalah penutupan tertinggi sejak Juli 2014 dan persentase kenaikan harian terbesar sejak November 2020.

Dalam perdagangan intraday, Brent mencapai level tertinggi sejak Juli 2014 dan WTI menyentuh tingkat tertinggi sejak Juni 2014. Selain minyak mentah, minyak pemanas dan bensin berjangka Amerika juga menembus posisi tertinggi sejak 2014.

Anggota Badan Energi Internasional (IEA), yang meliputi Amerika Serikat dan Jepang, setuju untuk melepaskan 60 juta barel minyak mentah dari cadangan mereka untuk mencoba meredam kenaikan tajam harga yang mendorong benchmark  utama melewati USD100 per barel.

Namun, berita tentang pelepasan itu setara dengan konsumsi minyak dunia selama kurang dari satu hari hanya menggarisbawahi ketakutan pasar bahwa pasokan tidak akan cukup untuk menutupi gangguan energi yang terus meningkat.

"Harga minyak makin naik ketika perang Ukraina yang mengkhawatirkan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital, New York.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Naik Dinilai Tidak Berbanding Harga CPO Internasional, KPPU Ungkap Hal Ini

Sanksi yang dipimpin Amerika terhadap Rusia sebagian besar tidak secara khusus menargetkan sektor energi, tetapi trader menghindari perdagangan komditas energi Rusia, yang mengarah ke diskon besar untuk minyak itu dan memperketat pasokan bagi jenis minyak mentah lainnya.

Perusahaan pelayaran terbesar di dunia, AP Moeller-Maersk A/S, menghentikan pengiriman peti kemas ke dan dari Rusia, sementara Inggris melarang semua kapal dengan koneksi Rusia memasuki pelabuhannya.

Raksasa migas global, termasuk BP dan Shell PLC, mengumumkan rencana untuk keluar dari operasi dan usaha patungan Rusia, sementara TotalEnergies SA mengatakan tidak akan menginvestasikan modal lebih lanjut dalam operasinya di Rusia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI