Suara.com - Harga minyak melonjak, Senin, setelah sekutu Barat memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dan memblokir beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran global, yang dapat menyebabkan gangguan parah pada ekspor minyaknya.
Mengutip CNBC, Selasa (1/3/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melambung USD3,06 atau 3,1 persen menjadi USD100,99 per barel setelah menyentuh level tertinggi USD105,07 pada awal perdagangan.
Kontrak Brent untuk pengiriman April berakhir pada Senin. Kontrak yang paling aktif, untuk pengiriman Mei, melesat USD3,14 menjadi USD97,26 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melejit USD4,13 atau 4,5 persen menjadi USD95,72 per barel setelah mencapai USD99,10 pada awal perdagangan.
Baca Juga: Putin Larang Warganya Transfer Valas ke Luar Rusia Sebagai Bentuk Balasan ke Barat
"Pasar minyak global yang ketat bisa menjadi lebih ketat setelah invasi Rusia minggu lalu ke Ukraina," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Rusia menghadapi gangguan parah pada ekspor semua komoditas mulai dari minyak hingga biji-bijian setelah negara-negara Barat memberlakukan sanksi keras terhadap Moskow dan memutus beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.
"Rusia dapat membalas tindakan keras ini dengan mengurangi atau bahkan sepenuhnya menangguhkan pengiriman energi ke Eropa," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Minyak mentah Rusia, yang menyumbang sekitar 10 persen dari pasokan minyak global, terpukul di pasar fisik.
Baca Juga: Rubel Anjlok akibat Sanksi Perang Ukraina, Masyarakat Rusia Serbu ATM