Suara.com - Konflik antara Rusia dan Ukraina yang hari ini masih berlangsung, membuat tren harga minyak dunia terus meningkat. Demikian halnya harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP).
Perkembangan sementara ICP bulan Februari 2022 per tanggal 24 tercatat sebesar USD95,45/barel.
"Data sementara ICP bulan Februari 2022 per tanggal 24 sebesar USD95,45/barel. Kalau harga minyak Brent, sudah lebih dari USD100/barel. Sejak ICP naik diatas USD63/barel (asumsi APBN 2022), kita terus monitor dan antisipasi dampaknya. Tidak hanya harga minyak, tapi harga LPG seperti CP Aramco," ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi dalam keterangan persnya, Senin (28/2/2022).
Kenaikan harga minyak dunia turut mempengaruhi APBN, terutama soal subsidi energi yang diperkirakan bakal membengkak.
Baca Juga: Konglomerat Alumni ITB Arifin Panigoro Meninggal Dunia
"Beban subsidi, khususnya BBM dan LPG juga meningkat dan bisa melebihi asumsi APBN 2022. Belum lagi biaya kompensasi BBM. Namun yang pasti, Pemerintah terus mengamankan pasokan BBM dan LPG," ungkap Agung menambahkan.
Kenaikan ICP menyebabkan harga keekonomian BBM meningkat sehingga menambah beban subsidi BBM dan LPG serta kompensasi BBM dalam APBN. Setiap kenaikan USD1 per barel berdampak pada kenaikan subsidi LPG sekitar Rp1,47 triliun, subsidi minyak tanah sekitar Rp49 miliar, dan beban kompensasi BBM lebih dari Rp2,65 triliun.
Sebagaimana diketahui, subsidi BBM dan LPG 3 kg dalam APBN 2022 sebesar Rp77,5 triliun. Subsidi tersebut pada saat ICP sebesar USD63 per barel.
Selain itu, kenaikan ICP juga memberikan dampak terhadap subsidi dan kompensasi listrik, mengingat masih terdapat penggunaan BBM dalam pembangkit listrik.
Setiap kenaikan ICP sebesar USD1 per barel berdampak pada tambahan subsidi dan kompensasi listrik sebesar Rp295 miliar.
Baca Juga: Harga Minyak Tergelincir di Bawah 100 Dolar AS Per Barel di Tengah Invasi Rusia
Selain dampak terhadap APBN tersebut, kenaikan harga minyak juga berdampak pada sektor lainnya khususnya transportasi dan industri yang mengkonsumsi BBM non-subsidi.
"Tren kenaikan harga minyak dunia, mengerek harga keekonomian BBM," tambahnya.
Sebagai gambaran, kisaran harga BBM non-subsidi di beberapa negara ASEAN, antara lain Singapura Rp28.500/liter, Thailand Rp19.300/liter, Laos Rp. 19.200/liter, Filipina Rp18.500/liter, Vietnam Rp16.800/liter, Kamboja Rp16.500/liter, Myanmar Rp15.300/liter.