Kemenko Ekonomi Sebut Perajin Tahu dan Tempe Malas Produksi karena Harga Kedelai Mahal

Minggu, 27 Februari 2022 | 11:21 WIB
Kemenko Ekonomi Sebut Perajin Tahu dan Tempe Malas Produksi karena Harga Kedelai Mahal
Pekerja membersihkan kedelai saat memproduksi tahu di salah satu pabrik tahu di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Selasa (5/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Merespons perkembangan harga kedelai dunia yang terus bergerak naik, pemerintah telah merumuskan kebijakan untuk memastikan ketersediaan kedelai dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.

Lebih jauh lagi, harga dan ketersediaan kedelai secara lebih luas juga berpengaruh pada penyediaan bahan makanan bagi masyarakat.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud, menyampaikan bahwa harga kedelai pada minggu II Februari 2022 mencapai 15,77 USD/bushels atau naik sebesar 18,9 persen dibanding minggu I Januari 2022 yang mencapai 13,26 USD/bushels.

Hal ini berdampak kepada harga kedelai impor di tingkat perajin menjadi berkisar sebesar Rp 11.631,00/kg.

Baca Juga: Warganet Bombardir Twit Jokowi 'Setop Perang': Urus Dulu Minyak Goreng, Tahu-Tempe, JHT!

“Kenaikan harga kedelai berpotensi mempengaruhi minat perajin untuk memproduksi tahu dan tempe sehingga berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe serta dapat mengganggu keberlangsungan usaha perajin tahu dan tempe," kata Musdhalifah dalam keterangan persnya, Minggu (27/2/2022).

Adapun penyebab kenaikan harga kedelai di pasar global karena adanya gangguan cuaca kering yang melanda Amerika Selatan selama 2 bulan terakhir sehingga mengganggu produksi kedelai di negara Brazil, Argentina, dan Paraguay.

Berdasarkan laporan USDA Februari 2022, sejak Desember 2021 produksi ketiga negara produsen tersebut mengalami penurunan lebih dari 18 juta ton. Penurunan produksi tersebut berdampak pada harga kedelai di pasar global yang mengalami kenaikan secara signifikan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi dengan para importir untuk memastikan komitmen penyediaan bahan baku kedelai bagi perajin tahu dan tempe.

Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir dampak atas kenaikan harga kedelai yang dirasakan pada sekitar 150.000 UMKM tahu dan tempe yang sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku kedelai.

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Kedelai, Kementan Siap Kembangkan Benih Nasional

Selain itu, Direktur Impor Kementerian Perdagangan, Moga Simatupang juga menekankan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung keberlangsungan usaha pengrajin tahu dan tempe, salah satunya dengan mendukung penyediaan bahan baku untuk kebutuhan dalam negeri. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI