Kopi Jadi Produk Unggulan di Aceh, LPDB-KUMKM Lakukan Monitoring dan Evaluasi

Minggu, 27 Februari 2022 | 09:30 WIB
Kopi Jadi Produk Unggulan di Aceh, LPDB-KUMKM Lakukan Monitoring dan Evaluasi
LPDB-KUMKM Lakukan Monev Pada Koperasi Kopi di Aceh. (Dok: LPDB-KUMKM)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Potensi Koperasi dan UMKM di Serambi Mekah dinilai memiliki nilai yang sangat besar. Bahkan, beberapa koperasi dan UMKM potensial di produk kopi sudah melakukan ekspor ke Amerika (Starbucks).

Untuk semakin mengembangkan produk kopi di Aceh, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM, Supomo melakukan monitoring dan evaluasi (monev) kepada empat koperasi yang merupakan mitra LPDB-KUMKM penerima dana bergulir.

Keempat koperasi tersebut adalah Koperasi Bersama Mandiri Sejahtera (Bahtera) di Kabupaten Bener Meriah, dan tiga koperasi lainnya berada di Aceh Tengah, yakni Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan, Koperasi Produsen Arinagata, dan Koperasi Kopi Wanita Gayo (Kokowagayo).

"Semuanya merupakan koperasi yang bergerak di sektor pengolahan dan perdagangan kopi. Seperti kita tahu, kopi merupakan produk unggulan dari Provinsi Aceh yang harus terus kita kembangkan," kata Supomo dalam kunjungan kerja ke Provinsi Aceh pada 23-27 Februari 2022 sekaligus mendampingi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Baca Juga: Dalam Sepekan 24 Kali Gempa Guncang Sumut dan Aceh

Menurutnya, dalam melakukan monev kali ini, pihaknya ingin mengetahui secara detail seperti apa business plan ke depan dari para mitra LPDB-KUMKM, khususnya yang berada di Aceh.

Supomo menekankan bahwa LPDB-KUMKM harus hadir karena dirinya tidak ingin koperasi berutang kepada rakyat yang dalam hal ini adalah petani kopi. "Koperasi sebagai offtaker pertama, harus membeli secara cash dari petani," tegas Supomo.

Untuk itu, ia menuturkan bahwa dana bergulir digelontorkan ke koperasi-koperasi tersebut untuk memperkuat permodalannya. "Jangan sampai, pembayaran kepada petani menunggu pembayaran dari importir kopi atau buyer di luar negeri," imbuh Supomo.

Dari monev di Aceh, Supomo menjelaskan kinerja keempat koperasi kopi tersebut bagus. "Ini juga merupakan salah satu fungsi LPDB-KUMKM yaitu melakukan pendampingan kepada para mitra," tukas Supomo.

Seperti diketahui, KBQ Baburrayyan telah mendapatkan dua kali pinjaman dari LPDB-KUMKM sejak tahun 2011 hingga 2020 dengan rincian pinjaman pertama dicairkan pada 5 Mei 2011 sebesar Rp2miliar, dan pinjaman kedua sebesar Rp10 miliar yang dicairkan secara bertahap. Yaitu, pada 31 Oktober 2019 sebesar Rp2 miliar, dan pencairan tahap kedua pada 7 Juli 2021 sebesar Rp8 miliar.

Baca Juga: 'Bank Plecit' Bikin Resah Warga Ngawi, Temuanya Bikin Emosi, Banyak KK dan Akte Asli Nasabah Berceceran

Bantuan dana itu menjadikan KBQ Baburrayyan sebagai salah satu koperasi pemasok biji kopi untuk gerai kopi asal Amerika Serikat. Pada awalnya, KBQ Baburrayyan bergerak di bidang simpan pinjam, kemudian beralih dan bergerak bidang sektor riil yaitu bidang processing atau mengolah biji kopi dari awal pemetikan hingga pengeringan, juga bidang perdagangan kopi. 

Koperasi lainnya, Kokowagayo bahkan kelasnya sudah mendunia dan telah malang-melintang di pasar internasional. Kokowagayo menjadi satu-satunya koperasi wanita di kawasan Asia Tenggara yang masuk dalam organisasi petani kopi wanita internasional berbasis di Peru, Amerika Selatan yaitu, Organic Product Trading Company (OPTCO) Cafe Femenino. 

Sementara Koperasi Produsen Arinagata yang mendapat suntikan dana bergulir sebesar Rp1,25 miliar pada tahun 2021, memiliki anggota sebanyak 335 petani dan mengelola lahan kopi seluas 2.700 hektar yang tersebar di Aceh Tenggara dan Bener Meriah (Takengon). Produk kopi yang dihasilkan juga sudah menembus pasar AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI