Suara.com - Polres Lebak Polda Banten mengungkap dugaan penimbunan minyak goreng seberat 24 Ton di sebuah rumah di kawasan Jalan Raya Petir, Desa Cempaka, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak pada Jumat (25/2/2022) lalu.
Penindakan ini cukup miris, pasalnya, saat ini masyarakat tengah kesulitan mendapatkan komoditas tersebut. Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Shinto Silitonga mengakui, mendapatkan informasi ini dari masyarakat.
"Saat petugas mendatangi lokasi, ditemukan supir dan pemilik barang sedang menurunkan kardus berisi minyak goreng kedalam gudang,” ujarnya, Sabtu (26/2/2022).
Terduga pelaku berinisial MK (31), diketahui tidak miliki izin usaha yang lengkap. Sehingga, Shinto melanjutkan, polisi mengamankan 2.000 kardus minyak goreng dengan kemasan yang bervariasi dengan isi 1-2 liter dengan total barang bukti yang disita sebanyak 24.000 liter minyak goreng.
Baca Juga: Selidiki Kelangkaan Minyak Goreng di Pasaran, Polres Jaksel Bentuk Tim Khusus
Petugas juga turut mengamankan satu unit tronton Hino yang digunakan sebagai alat angkut. Dari semua ini, Shinto menjelaskan bahwa MK membeli minyak goreng tersebut dari toko yang berlokasi di Serang, Banten.
Satu kardus minyak goreng dihargai Rp 164.000 ribu. Sedangkan untuk biaya pengantaran ke Warunggunung dikenakan biaya sebesar Rp 2.000 per kardus. Sehingga total pembelian minyak goreng sebesar Rp 166.000 per kardus.
“MK kemudian menjual minyak goreng tersebut secara canvasing ke warung atau toko lainnya di Rangkasbitung dan wilayah Lebak lainnya dengan harga Rp 170.00 hingga Rp 175.000 perkardus,” papar Shinto.
Namun demikian, ia juga tetap melayani penjualan eceran dikediamannya dengan harga Rp 14.500 sampai Rp 15.000 per liter.
"MK mendapatkan keuntungan Rp 500 sampai Rp 1.000 per liter minyak goreng," ucap Shinto.
Baca Juga: Operasi Pasar Minyak Goreng, Disperindag DIY Ancam Pidanakan Praktik Toying
"Satreskrim Polres Lebak masih mendalami kasus ini dan akan dilakukan pemeriksaan kepada pemilik toko yang sudah menjual minyak goreng tersebut kepada MK, karena MK bukanlah jalur distribusi minyak goreng ini,"lanjut dia.