Suara.com - Konsorsium masyarakat sipil, dipimpin oleh Interchurch Organization For Development Cooperation (ICCO), bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri telah berhasil melaksanakan program Perkebunan Kelapa Sawit yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan di Indonesia (RESBOUND) di sekitar perkebunan kelapa sawit yang menyasar 10 desa di Provinsi Sumatera Utara dan 10 desa di Provinsi Kalimantan Barat.
Dr. Heriyandi Roni, M.Si, selaku Kepala Pusat Fasilitasi Kerjasama, atas nama Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri mengatakan pelaksanaan Program RESBOUND telah menghasilkan kolaborasi yang kuat di antara pemerintah desa, pelaku usaha disektor kelapa sawit dan masyarakat di sekitar perkebunan sawit melalui dialog dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang di dukung oleh Corporate Social Responsibility (CSR) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Hal tersebut disampaikannya pada acara seremoni penutupan Program RESBOUND pada tanggal 25 Februari 2022, dihadiri kementerian/lembaga nonkementerian terkait, pemerintah daerah dan desa yang menjadi wilayah pelaksanaan program, dan lembaga yang tergabung dalam Program RESBOUND secara daring dan luring di Jakarta.
“Tujuan program ini adalah untuk memperkuat dialog kemitraan multi-pihak yang berkontribusi dalam mewujudkan kehidupan pedesaan yang layak mulai dari petani kecil, pekerja di perkebunan kelapa sawit besar, dan seluruh mata rantai-nya melalui perumusan Tanggung Jawab Sosial Masyarakat dan Perusahaan (CCSR) sebagai sarana untuk penggunaan dana desa yang lebih baik untuk pembangunan dan kegiatan CSR perusahaan,” ujarnya ditulis Jumat (25/2/2022).
Baca Juga: Menteri Airlangga Hartarto Gagal Selesaikan Masalah Kedelai dan Minyak Goreng
Implementasi Program RESBOUND tersebut telah menghasilkan Panduan CCSR (Community Corporate Social Responsibilty) dengan memuat Prinsip-Prinsip Panduan PBB (UNGPs), yang merupakan panduan dialog bagi para pemangku kepentingan di sektor Minyak Sawit di tingkat akar rumput.
Sehingga imbas dari pelaksanaan program ini diharapkan juga mendapatkan dukungan dari Konsumen Kelapa Sawit dalam mewujudkan kehidupan pedesaan yang layak dengan menciptakan tuntutan untuk produksi minyak sawit berkelanjutan dan bertanggung jawab.
“Dialog kemitraan dalam merencanakan dan menyusun tanggung jawab perusahaan yang dikolaborasikan bersama pemerintah daerah dan desa selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di sekitar usaha, dapat dijadikan kisah sukses dan disebarluaskan kepada desa lainnya yang mempunyai karakteristik desa yang serupa,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kiswara Prihandini selaku Direktur ICCO Indonesia mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunai Darussalam dan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan luar biasa bagi program RESBOUND.
“Bisnis yang baik adalah bisnis yang mengutamakan kesejahteraan publik, mengupayakan kelestarian lingkungan sekaligus mengurangi daya rusak dan pencemaran lingkungan, bisnis yang berkeadilan sekaligus mendorong konsumen membeli produk yang baik untuk kesehatan masyarakat dimasa depan” tuturnya.
Baca Juga: Harga Sawit Riau Pecah Rekor Tertinggi, Tembus Rp 3.680 per Kilogram
“CCSR perlu dibangun dengan semangat murni, bahwa perbaikan adalah milik semua orang. Pendekatan appreciative inquiry, dialog multi pihak, kemitraan yang setara dan saling membawa manfaat adalah kunci. ICCO mendorong penggunaan CCSR terutama bagi mereka yang percaya bahwa agenda kesejahteraan tidak saja diawali dari pengambil kebijakan, tetapi juga diemban sungguh-sungguh oleh seluruh pemangku kepentingan,” tutupnya.