Suara.com - Serangan militer Rusia ke Ukraina yang terjadi pada Kamis (24/2/2022) hari ini menimbulkan sejumlah dampak yang luar biasa bagi sektor keuangan global. Sejumlah bursa kompak turun drastis, begitu juga dengan pelemahan sejumlah mata uang patokan dunia.
Kondisi serupa juga terjadi di tanah air, rupiah ikut terdampak melemah cukup dalam. Pada penutupan perdagangan sore ini, Kamis (24/2/2022), nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,37 persen atau 53,5 poin hingga parkir ke posisi Rp 14.391 per dolar AS berdasarkan data Bloomberg.
Kondisi pelemahan rupiah diprediksi akan terus berlanjut, mengingat ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina belum juga menunjukan tanda-tanda mereda.
"Jadi rupiah sudah bergerak di Rp 14.500, melemah. Ini akan terus bergerak. Diperkirakan mendekati level Rp 15 ribu jika kondisi konflik eskalasinya semakin meluas, dan melibatkan banyak negara," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira saat dihubungi suara.com, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga: Kemlu: Indonesia Prihatin Atas Eskalasi Konflik Bersenjata di Ukraina
Menurut Bhima, ketegangan tersebut juga bakal menimbulkan destabilitas kawasan. Tentunya itu akan merugikan prospek pemulihan dan stabilitas ekonomi yang ada di Indonesia.
"Karena itu juga bertepatan dengan tapering off dan juga kenaikan suku bunga yang terjadi di negara-negara maju," ujar Bhima.
Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan mata uang garuda ini disebabkan sentimen negatif atas invasi militer Rusia ke Ukraina pada malam hari ini waktu setempat.
Kondisi ini menyebabkan dolar menguat cukup tajam kepada sekeranjang mata uang lainnya.
"Dolar menguat terhadap mata uang lainnya pada Kamis, setelah Ukraina mengumumkan keadaan darurat dan Rusia mengirim pasukan ke Ukraina timur," katanya.
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina, Mata Uang Rupiah Ditutup Terkapar Ke Posisi Rp 14.337
Sementara untuk perdagangan pada besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah direntang Rp 14.370 hingga Rp 14.420.
Untuk diketahui, separatis di Donbass Ukraina (Donbas) meminta bantuan Rusia dalam memukul mundur 'agresi' yang terjadi pada Rabu (23/2/2022). Ukraina kemudian menanggapinya dengan mengumumkan wajib militer dan keadaan darurat.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi khusus untuk 'melindungi' wilayah Donbass (Donbas) Ukraina, menurut laporan TASS yang mengutip pidato.
Sementara Putin mengatakan, sementara Rusia tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina. Lantaran itu, dia mendesak pasukan Ukraina untuk meletakan senjata mereka dan pulang dan bahwa Rusia tidak akan membiarkan Ukraina mengamankan senjata nuklir, tambah laporan itu.
Keadaan darurat telah diumumkan di Ukraina, dan Rusia mulai mengevakuasi kedutaan besarnya di ibu kota Ukraina, Kyiv.
Kondisi tersebut membuat negara-negara barat bereaksi dengan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, dengan AS bergabung dengan Jerman, dalam memberikan sanksi pada pipa gas Nord Stream 2 yang menghubungkan Jerman dan Rusia.
Barat pada gilirannya menanggapi dengan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. AS bergabung dengan sanksi Jerman pada pipa gas Nord Stream 2 yang menghubungkan Jerman dan Rusia.
Sementara itu, Uni Eropa memasukkan daftar hitam anggota parlemen Rusia dengan membekukan aset mereka dan melarang perjalanan. Saham global jatuh setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan lampu hijau untuk operasi militer di Ukraina timur pada hari sebelumnya.