Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah daerah (pemda) untuk memperhatikan pendidikan. Pasalnya, ia melihat tingkat pendidikan di daerah masih rendah.
Menurut Luhut, tingkat pendidikan yang rendah itu yang membuat tenaga kerja asing masuk dalam pembangunan infrastruktur di daerah-daerah.
Luhut menjelaskan, banyak masyarakat lokal yang marah, karena tidak diikutsertakan dalam pembangunan infrastruktur. Padahal, kata dia, rata-rata masyarakat di daerah pelosok masih berpendidikan rendah.
"Saya minta juga pendidikannya, bagaimana di daerah industri baru bangun di weda bay dan lain-lain tingkat pendidikan rendah, karena kita kurang perhatian. Orang marah-marah kenapa nggak bawa tenaga kerja Indonesia, nggak ada. Masih banyak di daerah 7x7 itu sama dengan 77," ujarnya dalam Webinar Gernas BBI, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga: Telkom dan Telkomsel Gelar Jaringan Internet 5G di Kawasan Industri Jababeka
Namun demikian, Luhut memastikan Indonesia tidak menyerah dengan begitu saja. Pemerintah tengah membangun politeknik-politeknik di daerah untuk memperbaiki sistem pendidikan dan menaikkan keahlian atau skill sumber daya manusia (SDM).
"Kita nggak mau nyerah, kita training guru-gurunya, kita bikin politekniknya, SMA, SMP diperbaiki, dengan World Bank juga dalam rangka G20 satu pendidikan," ucap dia.
Di sisi lain, Luhut menuturkan, Indonesia juga memiliki potensi pertanian baru yang bisa dimanfaatkan oleh para UMKM.
Misalnya di, daerah Palu ada lahan 30 hektare yang bisa dimanfaatkan UMKM untuk membuat pertanian dan mengolah hasil pertanian tersebut.
"Ada dataran tinggi di Palu katanya ada 30 ribu hektare yang bisa dibuat pertanian itu UMKM bisa suplai IKN baru dan suplai industri di Sulawesi," imbuh dia.
Baca Juga: Ekonomi DIY Diprediksi Tumbuh Hingga 5,8 Persen, BI DIY: Pengendalian Pandemi Jadi Kunci
Wakil Ketua KPCPEN ini juga meminta pemda agar bisa menjaga keberadaan usaha UMKM. Sebab, tambah Luhut, kontribusi UMKM perekonomian daerah maupun nasional sangat besar saat ini.
"Kami tidak sangka peran UMKM ini besar, ini backbone ekonomi tapi nggak sadar kita kontribusinya bisa 1% ke ekonomi," pungkas dia.