Produsen Tahu Tempe Ngeluh Harga Kedelai Mahal ke Fraksi PDIP DKI

Kamis, 24 Februari 2022 | 05:06 WIB
Produsen Tahu Tempe Ngeluh Harga Kedelai Mahal ke Fraksi PDIP DKI
Pekerja mengolah kedelai untuk produksi tahu. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah anggota Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta mengeluhkan tingginya harga kedelai yang berimbas pada produksi tahu dan tempe.

Hal ini disampaikan Puskopti saat menemui Fraksi PDIP DPRD DKI, Jakarta, Rabu (23/2/2022).

Sekjen Puskopti DKI Edi Kuswanto mengaku bingung dengan harga kedelai yang makin hari semakin mahal.

Kata dia, dari data Puskopti, harga kedelai kini di angka Rp 11.300 per kilogram.

Baca Juga: Pasar Lesu, Pengusaha Tahu di Kediri Putuskan Libur Produksi Gegara Melejitnya Harga Kedelai

"Sampai sekarang sampai tembus harga Rp 11.300 itu per kilo. Sebelumnya harga di bawah Rp 10 ribu, berkisar Rp 8.500 - Rp 9.000, ini naik terus meroket sehingga kami sebagai pengrajin tempe itu sudah tidak tahan untuk istilahnya cari keuntungan kesana," ujar Edi usai audensi dengan Fraksi PDI Perjuangan, Rabu (23/2/2022).

Diketahui, perajin tempe di wilayah Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi menggelar aksi mogok produksi dari tanggal 21-23 Februari 2022. Bahkan kemungkinan aksi mogok hingga Kamis 24 Februari 2022.

Edi menuturkan kedatangannya bertujuan untuk mengeluhkan mahalnya harga kedelai.

"Mogoknya itu pertama supaya masyarakat tempe itu memang bahan bakunya kedelai yang diimpor dari luar negeri dan terakhir ini, naiknya ini nggak kira-kira," ucap Edi

Tak hanya itu, Edi memaparkan bahan baku kedelai sudah mengalami kenaikan harga yang cukup lama sekira bulan Oktober tahun 2021 kemarin. Namun saat ini naik di harga Rp 11.300

Baca Juga: Tempe dan Tahu Hilang di Pasaran, Minyak Goreng Langka, Warga Bekasi Kini Hadapi Kenaikan Harga Daging Sapi

"Yang jelas untuk harga produksi kita itu biayanya sudah mahal nggak bisa mengembalikan keuntungan seperti sebelumnya," kata dia

Lebih lanjut, Edi menyebut ketersedian kedelai di Indonesia yakni impor langsung dari Amerika Serikat, Argentina dan Brazil. Sehingga tak ada kedelai lokal.

Karena itu ia berharap pemerintah dapat memberikan solusi guna menstabilkan harga kedelai yang kini melonjak. Yakni solusinya yakni dengan memberikan subsidi bahan baku kedelai.

"Ini tuntutan kita, jangka pendek stabilkan untuk harga. Tata niaga dikembalikan ke Bulog. Jangka menengah panjang kita minta subsidi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI