Suara.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini belum kembali melewati fase level pra krisis.
Hal tersebut dikatakan Suharso dalam sebuah diskusi bertajuk "Kinerja Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi" Senin (21/2/2022).
"Walaupun PDB (Produk Domestik Bruto) nominal perkapita tahun 2021 sudah berada diatas level pra krisis, namun PDB rill per kapita tahun 2021 masih dibawah pra krisis," papar Suharso.
Dijelaskan Suharso pada tahun 2019 PDB nominal per kapita RI mencapai Rp59,3 juta mengalami penurunan ketika awal pandemi Covid-19 di 2020 menjadi Rp57,3 juta. Namun pada 2021 mengalami peningkatan kembali menjadi Rp62,2 juta.
Baca Juga: Suharso Monoarfa Ungkap 4 Tantangan yang Bakal Dihadapi Indonesia
Sementara untuk PDB riil per kapita belum juga kembali ke level pra krisis, dimana pada tahun 2019 nilainya mencapai Rp41 juta dan mengalami penurunan ketika tahun 2020 dimana awal pandemi Covid-19 menjadi Rp39,8 juta. Sementara di tahun 2021 mengalami kenaikan tetapi belum melewati pasca krisis di posisi Rp40,8 juta.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) Riil Indonesia sepanjang tahun 2021 sudah berada di level 101,5. Level ini sudah kembali pada level sebelum pandemi Covid-19 yang tercatat hanya di level 100.
“Dengan kompleksitas itu alhamdulilah kami melihat Indonesia sudah capai pre Covid level sisi GDP, dilihat GDP di Indonesia 101,5 artinya sudah di atas. 100 itu pre covid 2019, dan kita sekarang 101,5 dari GDP level,”ucapnya dalam BRI Microfinance Outlook 2022, yang bertajuk Boosting Economic Growth Through Ultra Mikro Empowerment, Kamis (10/2).
Ia menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia semakin kuat dan berlangsung merata yang didukung oleh meningkatnya sisi permintaan dan suplai.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) Riil Indonesia sepanjang tahun 2021 sudah berada di level 101,5. Level ini sudah kembali pada level sebelum pandemi Covid-19 yang tercatat hanya di level 100.
Baca Juga: Analis: PPP Kelihatan Ingin Ketumnya, Suharso, Menjadi Kepala Otorita IKN
“Dengan kompleksitas itu alhamdulilah kami melihat Indonesia sudah capai pre Covid level sisi GDP, dilihat GDP di Indonesia 101,5 artinya sudah di atas. 100 itu pre covid 2019, dan kita sekarang 101,5 dari GDP level,”ucap Sri Mulyani.
Ia menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia semakin kuat dan berlangsung merata yang didukung oleh meningkatnya sisi permintaan dan suplai.
Apalagi realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu juga sudah sesuai dengan proyeksi pemerintah, dengan realisasi kinerja ekonomi sepanjang tahun tercatat 3,69 persen (yoy) dengan pertumbuhan di kuartal IV mencapai 5,02 persen.
Dengan seluruh komponen tumbuh positif, seperti konsumsi rumah tangga sepanjang tahun lalu tumbuh 2 persen yang semula kontraksi 2,6 persen.
Selanjutnya sisi investasi mulai pulih menjadi 3,8 persen yang tadinya kontraksi hingga 5 persen, begitu pula untuk kinerja ekspor mampu tumbuh hingga 24 persen yang tadinya kontraksi 8 persen dan impor tumbuh 23 persen yang sebelumnya kontraksi 16,7 persen.