Suara.com - Pemerintah tengah melakukan substitusi penggunaan gas untuk kebutuhan rumah tangga. Salah satunya, menggantikan LPG dengan penggunaan jaringan gas (Jargas) bumi untuk rumah tangga.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar mengungkapkan, Jargas memiliki nilai lebih hemat jika dibandingkan secara makro ekonomi dengan LPG yang 60 persen masih impor.
Ia mencontohkan, dari segi harga, di mana jargas bumi dibandingkan LPG 12 kg untuk memasak air 10 Liter pengeluaran menggunakan gas bumi sebesar Rp1.688.
"Namun untuk memasak air dengan volume yang sama, memerlukan Rp2.095 menggunakan LPG 12 KG," ujar Achmad dalam keterangannya, Minggu (20/2/2022).
Baca Juga: Bangun Jaringan Gas Bumi di DIY, PT PGN Targetkan 2024-2025 Pembangunan 4 Juta Jaringan Terealisasi
Dalam perbandingan tersebut, gas bumi menggunakan harga Rp 10.000 per m3 dan LPG 12 KG seharga 187.674 per tabung.
LPG 12 KG dijadikan acuan, karena LPG 12 kg bukan energi bersubsidi, sehingga perbandingannya bisa setara. Mengingat LPG 3 kg merupakan energi bersubsidi yang sasarannya untuk masyarakat berkemampuan ekonomi rendah.
PGN sebagai pemegang amanat untuk merealisasikan target pembangunan 4 juta sambungan jaringan gas bumi untuk rumah tangga, akan melakukan pengembangan jargas yang massif.
"Gas bumi adalah salah satu opsi yang paling bersih, sebelum nanti ada EBT yang pengembangannya masih cukup memakan waktu mungkin bisa 20 tahun. Jadi, peran gas adalah sebagai energi transisi yang bersih itu memenuhi lifestyle yang sedang global saat ini," imbuh Achmad.
Menurutnya, dukungan dari berbagai pihak juga diperlukan bagi PGN untuk bisa merealisasikan target 4 juta SR tahun 2024 antara lain alokasi gas dalam jangka panjang, harga jual gas yang mencapai keekonomian, penyelarasan dengan program kompor listrik dan distribusi LPG subsidi, serta dukungan dalam kemudahan proses perijinan.
Baca Juga: Percepat Pembangunan Jaringan Gas Bumi Jawa Bagian Selatan, PGN Butuh Sinergi Pemda
"Sebagian pandangan masyarakat, jargas itu sesuatu yang luxury. Padahal jargas adalah bagian dari utility dari kebutuhan masyarakat. Tidak ada bedanya bagaimana masyarakat memerlukan listrik ataupun air. Pengembangan jargas juga dapat membuka suatu kesempatan berinvestasi, investor karena berkaitan dengan sustainability energy," tutur Achmad.
PGN akan menggunakan skema infrastruktur baik pipeline maupun non pipeline (CNG/ LNG) untuk mencapai target tersebut. Penugasan terkait pembangunan jargas telah teregulasi secara lengkap dan didukung penuh oleh pemerintah.
Sehingga infrastrukturnya merupakan objek vital, sehingga semua pihak perlu mendukung terselenggaranya jargas ini.