Warga Desa Wadas Heran PLN Matikan Listrik dengan Alasan Pohon Tumbang

Sabtu, 19 Februari 2022 | 05:46 WIB
Warga Desa Wadas Heran PLN Matikan Listrik dengan Alasan Pohon Tumbang
Desa Wadas. (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Warga Desa Wadas mengalami pemadaman listrik dan gangguan internet saat peristiwa kericuhan antara aparat dan warga yang menolak pengukuran lahan tambang bantu Andesit yang akan dijadikan proyek Bendungan Bener, pada Selasa (18/2/2022).

PLN menyebut pemadaman listrik di Desa Wadas terjadi akibat adanya gangguan pohon tumbang yang menimpa jaringan PLN.

Salah satu warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah yang merupakan Perwakilan dari Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) mengatakan bahwa saat insiden kericuhan 8 Februari 2022 lalu, terjadi pemadaman listrik.

Namun faktanya kata Perwakilan GEMPADEWA itu, tak ada pohon tumbang seperti penjelasan PLN.

Baca Juga: PLN Beralasan Pemadaman Listrik Karena Pohon Tumbang, Warga Wadas Membantah: Tidak Benar

"Benar mati listrik, tapi nggak ada bencana alam, pohon tumbang nggak ada," ujar perwakilan GEMPADEWA dalam sebuah wawancara dengan radio MQFM Jogja yang disiarkan di Youtube MQFM Jogja.

Perwakilan GEMPADEWA itu juga menyebut terjadi pemutusan jaringan internet. Sehingga warga tak dapat berkomunikasi satu sama lain.

"Kami di sini pun juga nggak dapat jaringan rupanya dimatikan," ucap perwakilan itu.

Bahkan kata Perwakilan GEMPADEWA itu, aparat melakukan sweeping ke rumah saat terjadi pemadaman. Sehingga warga menjadi ketakutan.

"Itu satu malam lebih mati listrik, jadi kami juga ketakutan seperti dilurung dalam kegelapan dan mereka juga sweeping rumah dan sebagainya, itu yang terjadi seperti itu," ungkap dia.

Baca Juga: Proliga 2022: Kalahkan Jakarta Elektrik PLN, Bandung BJB Tandamata Berpeluang Lolos Final Four

Sebelumnya, Perwakilan dari Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) mengungkapkan kondisi terkini pasca insiden kericuhan dengan aparat saat pengukuran di tanah Desa Wadas yang akan dijadikan lokasi penambangan batuan andesit material pembangunan proyek Bendungan Bener Purworejo

Ia mengatakan masih banyak aparat kepolisian dan TNI yang setiap hari pagi dan sore berlalu lalang di desanya.

"Situasi terkini di lapangan, masih banyak atau setiap hari, itu lalu lalang aparat TNI maupun kepolisian ini setiap hari seharian penuh, datang pagi pulang sore," kata Perwakilan GEMPADEWA.

Diketahui para polisi melakukan kekerasan terhadap warga yang menolak pembangunan Bendungan menangkap 64 orang warga Wadas, termasuk anak-anak dan lansia.

Banyaknya aparat yang masih berlalu lalang membuat warga menjadi trauma dengan kehadiran aparat di Desa Wadas yang dikhawatirkan insiden kericuhan akan terulang lagi.

Perwakilan GEMPADEWA itu mengatakan bahwa warga juga masih takut untuk melakukan aktivitas bekerja seperti biasanya.

"Ini menjadikan trauma pada warga, sehingga banyak mereka-mereka, teman-teman, warga yang trauma sehingga pekerjaannya itu dikesempingkan karena takut akan prahara pada 8 Februari kemarin, sehingga aktivitas belum pulih penuh lah, hanya sekira saja untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan, sehingga masih trauma sekali," ucap perwakilan GEMPADEWA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI