Suara.com - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo meminta para delegasi G20 fokus untuk membenahi perubahan iklim. Karena persoalan itu sebenarnya menjadi ancaman bagi perekonomian ke depan.
Pria yang akrab disapa Tiko ini menjelaskan, perubahan iklim ini bisa menyebabkan cuaca ekstrim bertahun-tahun, yang akhirnya bisa menghilangkan sebuah kota.
"Kita ingin pemerintah negara-negara G20 secara signifikan mengukur kerusakan ekonomi akibat krisis global," ujar Tiko dalam rangkaian Side Event G20, Jumat (18/2/2022).
Menurut dia, negara-negara G20 telah harus membuat kelompok kerja keuangan yang mengembangkan sistem keuangan berkelanjutan.
Baca Juga: Di Tengah Lonjakan Omicron, Pemerintah RI Terapkan Aturan Travel Bubble Bagi Seluruh Delegasi G20
Tiko menjelaskan, sistem keuangan berkelanjutan dengan menyalurkan pembiayaan ke industri hijau atau surat utang hijau.
Mantan Bos Bank Mandiri ini menyebut, Indonesia sendiri mempunyai potensi untuk menerbitkan surat utang hijau mencapai USD 35,12 juta.
"G20 juga melangkah kelompok kerja keuangan berkelanjutan G20 di bawah presidensi tahun lalu mengembangkan keuangan berkelanjutan," ucap dia.
Tiko menambahkan, Indonesia juga telah berkomitmen untuk bisa memerangi perubahan iklim, bahkan pemerintah menargetkan bisa mengurangi emisi karbon hingga 29%.
"Dalam COP26 di Glasgow dunia berkomitmen untuk mengurangi suhu kurang lebih 2% dan menuju net zero emission," pungkas dia.
Baca Juga: Wamen Kartika Pamer ke Investor Bank BUMN Kini Telah Berubah Jadi Digital