Kemendag Sambut Metaverse Jadi Ekonomi Baru, Warganet Ingatkan Keamanan Siber Indonesia Sangat Rapuh

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 18 Februari 2022 | 10:25 WIB
Kemendag Sambut Metaverse Jadi Ekonomi Baru, Warganet Ingatkan Keamanan Siber Indonesia Sangat Rapuh
Ilustrasi metaverse (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga ternyata cukup menyoroti metaverse atau dunia digital. Menurutnya metaverse berpotensi mendorong peningkatan sektor perdagangan digital serta revolusi industri 4.0.

“Metaverse tidak hanya menjadi suatu wahana baru yang dapat dialami di dunia maya, namun juga memberikan nilai ekonomi yang besar dalam menciptakan ekonomi baru di tengah masyarakat,” kata Wamendag lewat keterangannya di Jakarta, Kamis (17/2/2022).

Metaverse, menurut dia, menawarkan pengalaman yang berbeda serta mendorong tumbuhya sisi bisnis baru. Hal ini ia sampaikan dalam seminar web Dialogue Series ke-3 dengan tema ‘Metaverse: Pemahaman dan Manfaatnya Bagi Perdagangan’ yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kemendag.

Ia menambahkan, konsumen digital selama pandemi COVID-19 pada 2020 hingga paruh pertama 2021 mencapai 21 juta pengguna baru.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Akan Ubah Facebook Besar-besaran ke Metaverse, Karyawan Diberi Julukan Metamates

Para konsumen digital diprediksi akan menetap dalam menggunakan layanan digital dan diperkirakan tingkat kepuasan layanan mencapai 87 persen di seluruh sektor.

Saat ini, lanjut Wamendag, banyak kegiatan perdagangan yang tidak dapat lepas dari penggunaan teknologi metaverse, antara lain promosi dan pameran/virtual expo. Selain itu, hal tersebut berkembang lagi dengan diperkenalkannya teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR).

Bahkan, keberadaan teknologi lain seperti blockchain, aset kripto dan non fungible token (NFT) turut memfasilitasi perdagangan di dalam metaverse.

Wamendag menjelaskan, saat ini Indonesia memegang posisi Presidensi G20 2022 dengan mengangkat tema ‘Recover Together, Recover Stronger’. Topik terkait digitalisasi salah satunya juga ikut menjadi isu yang dibahas pada G20 Trade, Investment, and industry Working Group (TIIWG).

Isu yang dibahas antara lain Stronger SDGs for Robust Global Economic Recovery through Inclusive Trade, Sustainable Investment and Industry dan Digital Trade and Sustainable GVCs.

Baca Juga: Tips Tingkatkan Keamanan Siber Manfaatkan Teknologi Google

“Kami berharap dialog ini menjadi sarana literasi publik terkait perkembangan metaverse di Indonesia sehingga, dapat memberikan manfaat bagi ekosistem perdagangan di Indonesia dan mengangkat sektor perdagangan Indonesia, khususnya pada level usaha mikro dan kecil di masa mendatang,” pungkas Wamendag.

Meski dengan demikian potensi luar biasa metaverse, namun hingga saat ini keamanan siber di Indonesia masih dianggap sangat rentan. Bahkan, pusat data pemerintahan sempat beberapa kali dibobol hacker internasional hingga sejumlah pihak mempertanyakan komitmen dari penanggung jawab sektor ini.

Bahkan beberapa warganet yang cukup memperhatikan keamanan siber menganggap, peran pemerintah masih kurang dalam hal ini.

"Isu kebocoran data pribadi bukan hal baru di Indonesia. Beberapa tahun kebelakang dapat ditelusuri dengan mudah bagaimana kebocoran data tersebut seakan-akan “dibiarkan” pemerintah tanpa tindak lanjut dan solusi dalam menghindari kelalaian tersebut," sebut Matthew Lilipaly.

"Data BPJS Kesehatan bocor, data Bank Indonesia bocor dijual di Dark Web. Kurang apa lagi kita?" sebut warganet.

Salah satu akun Twitter yang memberikan informasi terkait penelusuran dark web menemukan adanya data internal Bank Indonesia diunggah di forum umum.

"Conti ransomware gang continues to upload Bank of Indonesia's internal data. The first leak was 487MB of data but now it reaches 74GB. Compromised internal PCs were estimated at 16 initially, and now go up to 237," tulis @/darktracer_int.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI