Sri Mulyani Dukung Program Penggunaan Uang Lokal Dalam Transaksi Bilateral

Rabu, 16 Februari 2022 | 12:43 WIB
Sri Mulyani Dukung Program Penggunaan Uang Lokal Dalam Transaksi Bilateral
Menkeu Sri Mulyani dalam konfrensi pers APBN Kita pada Kamis (23/9/2021). [Tangkapan layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendukung program Local Currency Settlement (LCS) atau penggunaan uang lokal dalam transaksi bilateral antar negara.

Menurut dia penggunaan mata uang lokal akan memberikan manfaat yang cukup besar dalam perekonomian suatu negara.

"Diharapkan stabilitas makro akan semakin kuat dan berkelanjutan, tidak hanya masing-masing negara tetapi secara global," kata Sri Mulyani dalam Finance Track Main & Side Event February Series G20 secara virtual, Rabu (16/2/2022).

LCS sendiri adalah penyelesaian transaksi bilateral yang dilakukan oleh pelaku usaha di Indonesia dan negara mitra dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing negara.

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Mendadak Telepon Jokowi, Ada Apa?

Data Bank Indonesia (BI) sendiri mencatat nilai transaksi menggunakan LCS terus meningkat seiring bertambahnya jumlah negara mitra, yang saat ini sebanyak 4 mitra yaitu China, Thailand, Malaysia dan Jepang.

BI melaporkan nilai transaksi LCS Indonesia sepanjang tahun lalu melesat 217 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi USD2,53 miliar atau Rp 36,18 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300.

BI mencatat mayoritas penggunaan LCS untuk transaksi interbank yang mencakup 50 persen dari total transaksi tahun lalu. Penggunaan LCS untuk perdagangan mencakup 35 persen dari total transaksi, disusul penggunaan untuk remitansi sebesar 14 persen dan investasi secara langsung sebesar 1 persen.

"Tujuan LCS untuk mengurangi hubungan dalam satu mata uang tunggal terutama dolar AS. Hal ini diharapkan semakin stabilnya hubungan perdagangan dan investasi antar negara termasuk Indonesia dengan negara ASEAN," jelasnya.

Selain itu kata Sri Mulyani manfaat yang lainnya tentu biaya transaksi yang jauh lebih murah dibandingkan dengan mata uang dolar.

Baca Juga: Sri Mulyani: Masih Ada Tagihan Rp23 Triliun untuk Perawatan Pasien Covid-19

"Biaya transaksi lebih murah karena tidak perlu atau dalam hal ini pedagang tidak perlu mengubah mata uang menjadi dolar AS," terang Sri Mulyani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI